Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspadai Popcorn Brain: Krisis Konsentrasi Generasi Digital yang Senantiasa Mengintai

3 Mei 2025   19:11 Diperbarui: 3 Mei 2025   21:21 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi popcorn brain (Sumber: freepik)

Pernah merasa gelisah saat tidak memegang ponsel, sulit fokus membaca satu halaman buku, atau langsung bosan saat menonton video berdurasi lebih dari lima menit?

Jangan buru-buru menyalahkan diri sendiri. Bisa jadi, kamu sedang mengalami popcorn brain; fenomena otak yang terbiasa melompat-lompat mengikuti arus rangsangan digital tanpa henti.

Di era banjir informasi, otak kita tak lagi tenang. Notifikasi datang tanpa jeda, konten silih berganti, dan kita terbiasa berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain seperti zapping saluran televisi. 

Alih-alih memperkaya pengetahuan atau produktivitas, ini justru menciptakan generasi yang rentan kehilangan fokus.

Apa Itu Popcorn Brain?

Istilah popcorn brain pertama kali dikenalkan oleh Dr. David Levy, profesor dari University of Washington. Ia menggambarkan kondisi di mana otak terbiasa dengan kecepatan dan stimulasi tinggi dari dunia digital; membuat kita sulit menikmati momen lambat, tenang, atau aktivitas yang memerlukan perhatian mendalam.

Gejalanya tidak selalu terasa ekstrem. Namun, banyak orang mengalaminya: sulit membaca buku tanpa mengecek ponsel, tidak tahan tanpa internet, cepat kehilangan minat saat harus mengerjakan sesuatu yang repetitif. 

Bahkan, sebagian besar siswa kini mengaku kesulitan fokus lebih dari 10 menit saat belajar tanpa bantuan video atau audio visual.

Generasi Gagal Fokus?

Fenomena ini semakin nyata di kalangan anak muda. Dalam ruang kelas, guru kerap menghadapi siswa yang tidak bisa fokus dalam pembelajaran konvensional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun