Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Laki-laki, Vasektomi dan Stigma: Saat Maskulinitas Bertabrakan dengan Edukasi

1 Mei 2025   06:00 Diperbarui: 1 Mei 2025   08:31 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mitos dan Stigma Vasektomi (Sumber: freepik/cookie sStudio)

Vasektomi masih menjadi kata yang terasa asing, bahkan menakutkan bagi banyak pria Indonesia. Di balik senyum kampanye keluarga berencana yang menampilkan ayah, ibu, dan dua anak, terselip kenyataan pahit: perempuan tetap memikul beban kontrasepsi hampir sepenuhnya. 

Edukasi mengenai KB untuk pria seringkali tak mampu menembus tembok tebal bernama maskulinitas. Di sinilah stigma tumbuh, menyuburkan mitos, dan menunda kesadaran. 

Ketika maskulinitas bertabrakan dengan edukasi, siapa yang paling dirugikan?

Ketimpangan KB di Negeri Patriarki

Data BKKBN menunjukkan partisipasi pria dalam program Keluarga Berencana masih sangat rendah, kurang dari 3% dalam bentuk metode vasektomi. 

Sementara perempuan dihadapkan pada berbagai pilihan kontrasepsi; dari pil harian, suntik, implan, hingga IUD yang sebagian besar berdampak langsung pada tubuh dan kesehatannya.

Padahal, vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen yang paling aman, efektif, dan minim risiko untuk pria. Tapi nyatanya, dalam struktur sosial patriarkis, KB masih dilihat sebagai tanggung jawab ibu. Pria? Cukup jadi pemberi izin atau pengawas.

Mitos, Ketakutan, dan Maskulinitas yang Rapuh

Masih banyak pria yang menolak vasektomi karena takut kehilangan “kejantanan.” Ada anggapan bahwa pria yang menjalani vasektomi akan impoten, tidak lagi bergairah, bahkan dianggap “mandul” secara sosial. 

Padahal, secara medis, vasektomi hanya memutus saluran sperma, tanpa memengaruhi produksi hormon testosteron atau kemampuan ereksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun