Di batas senja yang merintik lirih,
bayangmu hadir dalam angin letih.
Jejak langkah yang dulu berbisik mesra,
kini tinggal luka di dada yang hampa.
Engkau pergi seperti senandung redup,
menghilang di ufuk yang tak bertepi.
Kutanya malam, kutanya sunyi,
namun hanya rindu yang menjawab lirih.
Waktu mengikis kenangan perlahan,
namun tak sanggup hapus bayangan.
Tatapanmu masih bersemayam di jiwa,
seperti bintang yang enggan padam.
Andai dapat kususuri jejakmu,
menyusup di lorong takdir yang bisu.
Kan kupintal harap dalam doa,
agar kau pulang dalam cahaya.
Dari seseorang yang selalu merindu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI