Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kekasih yang Hilang

4 Februari 2025   18:12 Diperbarui: 4 Februari 2025   18:50 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di batas senja yang merintik lirih,
bayangmu hadir dalam angin letih.
Jejak langkah yang dulu berbisik mesra,
kini tinggal luka di dada yang hampa.

Engkau pergi seperti senandung redup,
menghilang di ufuk yang tak bertepi.
Kutanya malam, kutanya sunyi,
namun hanya rindu yang menjawab lirih.

Waktu mengikis kenangan perlahan,
namun tak sanggup hapus bayangan.
Tatapanmu masih bersemayam di jiwa,
seperti bintang yang enggan padam.

Andai dapat kususuri jejakmu,
menyusup di lorong takdir yang bisu.
Kan kupintal harap dalam doa,
agar kau pulang dalam cahaya.

Dari seseorang yang selalu merindu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun