Mohon tunggu...
Nur Laili Rahmawati
Nur Laili Rahmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru / Penulis

build your world by writing, then you will find miracles

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahagia Versi Mak-mak

20 Januari 2022   11:33 Diperbarui: 20 Januari 2022   11:38 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menjadi seorang ibu rumah tangga yang lebih dikenal dengan istilah mak-mak memang memiliki makna tersendiri. Banyak cerita yang hadir membersamai kaum berdaster ini. 

Mulai dari asyiknya ngerumpi saat berbelanja sayur pada abang-abang yang lewat di sekitar komplek, yang seakan menjadi hiburan tersendiri sembari melepas penat dan menghilangkan kejenuhan dengan berbagai aktivitas yang ada di rumah.

Beragam celoteh ringan terkadang hadir mewarnai proses tawar menawar yang sudah menjadi khasnya bagi seorang perempuan. 'wong wadon nek ra iso nawar kue tandane durung pinter" sebuah istilah yang kalau diartikan akan membuat sebagian orang menjadi geregetan. Seorang perempuan kalau belum bisa menawar itu tandanya belum pintar.

Beberapa bulan yang lalu kaum mak-mak sempat dibuat galau dan terbengong, bukan karena hadirnya Shah Rukh Khan artis india yang menjadi idola Sebagian mak-mak, tapi karena harga minyak yang melambung drastis, bukan main-main lagi, harga minyak yang semula dibanderol pada kisaran Rp 13.000 naik menjadi 20.000. "ini mah bukan naik mba, tapi ganti harga" begitu yang disampaikan beberapa ibu sembari ketok jidat.

Minyak merupakan barang istimewa bagi penghuni dapur, minyak yang biasa digunakan untuk memasak atau lebih terkenal dengan istilah minyak goreng. Minyak goreng ini sendiri biasanya berasal dari tumbuhan, seperti kelapa, serealia, kacang-kacangan, jagung, dan kedelai.

Meskipun menjadi barang yang sangat dibutuhkan, dalam penggunaannya sebenarnya seorang ibu hendaklah mengetahui bahwa minyak goreng hanya bisa digunakan hingga 3-4 kali penggorengan, karena jika digunakan berulang kali minyak ini akan berubah warna dan kandungan yang ada di dalam minyak akan rusak. 

Penggunaan minyak goreng yang berkali-kali dapat menyebabkan minyak yang semula mengandung asam lemak tak jenuh akan teroksidasi membentuk asam lemak jenuh, dan minyak yang seperti ini dapat dikatakan sebagai minyak yang telah rusak dan dapat membayakan bagi Kesehatan.

Namun, beberapa hari ini kaum ibu cukup merasa Bahagia, hal ini dikarenakan adanya program pemerintah yang memberikan subsidi pada penggunaan minyak goreng.

Harga minyak goreng yang semula sempat naik pada harga Rp 20.000, kali ini dibeberapa toko dan retail harganya turun menjadi Rp 14.000.

Adanya program ini seakan membawa angin segar bagi kaum berdaster ini, bahkan bagi sebagian orang rela mengantri untuk mendapatkan minyak dengan harga subsidi. 

Semoga kedepannya kaum ibu bisa dimanjakan dengan harga harga sembako yang relatif stabil, sehingga seorang ibu bisa menyajikan makanan yang berkualitas. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun