Mohon tunggu...
Nugroho Kuncoro Yudho
Nugroho Kuncoro Yudho Mohon Tunggu... Master Trainer, Praktisi Kesehatan dan Pemerhati Masalah Sosial Kemasyarakatan

Praktisi Kesehatan, Instruktur Master, Penulis, Pelatih Pembina Pramuka

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Jangan Terlena Di Zona Nyaman: Nyaman Boleh, Tapi Jangan Berhenti Bertumbuh

15 Oktober 2025   12:57 Diperbarui: 15 Oktober 2025   12:57 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Zona Nyaman (Sumber: Gemini/AI

Mengapa terlalu lama berada di zona nyaman bisa berbahaya? Zona nyaman memang tidak langsung terasa berbahaya, namun dampaknya perlahan-lahan akan menghentikan kemajuan, dikarenakan potensi diri tidak berkembang, kreativitas menurun karena jarang menghadapi hal baru, motivasi kerja menurun dan kesempatan karier atau perubahan positif terlewat begitu saja. Ibarat air di kolam yang tidak mengalir, lama kelamaan air akan menjadi keruh dan kotor. Begitu pula dengan diri kita. Bahkan, banyak orang baru sadar terlambat ketika situasi memaksa mereka berubah, misalnya ketika teknologi menggantikan pekerjaan yang dulu stabil.

Terlena di zona nyaman akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut:

  • Menghambat Perkembangan Diri (Stagnasi): Ketika kita merasa sudah puas dengan keadaan saat ini, motivasi untuk belajar hal baru, meningkatkan keterampilan, atau mencari pengalaman menantang akan menghilang. Kita menjadi statis, sementara dunia di sekitar terus berubah dan berkembang pesat.
  • Kehilangan Kreativitas dan Inovasi: Rutinitas yang sama setiap hari mematikan daya cipta. Tanpa adanya tekanan untuk memecahkan masalah atau mencoba cara baru, otak kita cenderung tidak terasah untuk berpikir out of the box.
  • Tidak Siap Menghadapi Perubahan: Perubahan adalah satu-satunya hal yang pasti dalam hidup, baik dalam karier, teknologi, maupun hubungan. Orang yang terlena di zona nyaman akan cenderung "gagap" dan terkejut ketika perubahan besar datang, karena mereka sudah lama membangun mental takut berubah.
  • Melewatkan Kesempatan Emas: Banyak peluang besar yang mengharuskan kita mengambil risiko atau melangkah keluar dari apa yang sudah kita kenal. Jika rasa takut gagal atau ketidaknyamanan menguasai, kita akan kehilangan kesempatan untuk meraih keberuntungan yang lebih besar.
  • Menimbulkan Penyesalan di Masa Tua: Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada melihat ke belakang dan menyadari bahwa kita tidak berani mencoba karena takut, sehingga melewatkan banyak potensi dalam hidup.

Cara Keluar dari Zona Nyaman

- Sadari bahwa nyaman bukan berarti aman. Dunia berubah cepat; yang tidak mau berkembang bisa tertinggal.

- Tetapkan tujuan baru. Buat target yang menantang tapi realistis untuk mendorong diri terus maju.

- Hadapi ketakutan kecil. Coba hal-hal baru, meski sederhana---seperti berbicara di depan umum, belajar skill baru, atau berani memberi ide.

- Kelilingi diri dengan orang inspiratif. Lingkungan positif membuat kita lebih berani keluar dari rutinitas.

- Rayakan proses, bukan hasil. Keluar dari zona nyaman bukan soal langsung berhasil, tapi tentang keberanian mengambil langkah pertama.

Saatnya Memperluas, Bukan Melarikan Diri!

Banyak motivator menyarankan untuk "keluar" dari zona nyaman. Namun, beberapa ahli psikologi berpendapat bahwa daripada langsung melompat keluar dan menghadapi stres berlebihan (yang justru bisa merusak kinerja), akan lebih baik jika kita memperluas zona nyaman secara bertahap. Memperluas zona nyaman berarti meningkatkan kapasitas diri secara perlahan, langkah demi langkah, tanpa merasa kehilangan kontrol sepenuhnya.

Berikut adalah langkah praktis untuk memperluas dan tidak terlena di zona nyaman:

  • Mulai dari Hal Kecil: Tidak perlu langsung melakukan perubahan drastis. Mulailah dengan mengubah rutinitas kecil, misalnya mengambil rute pulang kerja yang berbeda, mencoba resep masakan baru, atau membaca buku di luar genre favorit.
  • Tentukan Zona Belajar (Learning Zone): Sadari bahwa setelah zona nyaman ada zona belajar---tempat di mana kita menghadapi tantangan kecil, namun masih dalam batas yang bisa kita kelola. Di sini, kita aktif mencari ilmu, menambah keterampilan baru, dan beradaptasi.
  • Terima Kegagalan sebagai Guru: Ubah perspektif tentang kegagalan. Setiap kesalahan adalah data berharga dan pelajaran yang menguatkan. Ketika kita tidak takut gagal, kita akan menjadi lebih terbuka terhadap peluang.
  • Cari Dukungan dan Motivasi: Bergaul dengan orang-orang yang memiliki semangat tumbuh dan tujuan yang sama. Lingkungan yang positif akan menjadi dorongan kuat saat kita merasa ragu atau ingin kembali ke zona aman.
  • Tetapkan Tujuan Bertahap (Tantangan Terukur): Buatlah target pertumbuhan bulanan atau tahunan. Ini bisa berupa target karier, penguasaan skill baru, atau pencapaian pribadi. Tantangan yang terukur akan menjaga kita tetap termotivasi dan waspada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun