Mohon tunggu...
Nugroho Kuncoro Yudho
Nugroho Kuncoro Yudho Mohon Tunggu... Master Trainer, Praktisi Kesehatan dan Pemerhati Masalah Sosial Kemasyarakatan

Praktisi Kesehatan, Instruktur Master, Penulis, Pelatih Pembina Pramuka

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Perangi Burnout: Berpikir Kritis dan Kreativitas

3 September 2025   22:50 Diperbarui: 3 September 2025   22:50 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Burnout, ketika bekerja dalam kejenuhan (Sumber: Gemini/AI)

Di era serba cepat saat ini, banyak orang terjebak dalam rutinitas kerja yang menuntut produktivitas tinggi. Akibatnya, fenomena burnout -- rasa lelah fisik, emosional, dan mental akibat tekanan berlebihan -- semakin sering muncul.

Burnout: Musuh Produktivitas yang Tersembunyi

Burnout bukan sekadar kelelahan biasa. Ia adalah akumulasi stres kerja yang berkepanjangan, yang ditandai dengan tiga gejala utama, yaitu kelelahan emosional (merasa terkuras, jenuh dan lelah terus-menerus), depersonalisasi (kehilangan empati dan cenderung sinis pada pekerjaan atau orang lain) dan penurunan pencapaian pribadi (kehilangan motivasi, daya pikir melemah, menghambat kreativitas, merasa kurang berprestasi meski sudah bekerja keras). Jika dibiarkan, burnout bukan hanya mengganggu performa kerja, tapi juga kesehatan fisik (sakit kepala, gangguan tidur) dan mental (cemas, depresi). Dalam dunia kerja yang serba cepat dan kompetitif, burnout menjadi ancaman nyata bagi kesehatan mental dan produktivitas karyawan. Namun, ada cara dan energi baru yang terbukti ampuh untuk melawan tekanan ini, yaitu dengan berpikir kritis dan mengasah kreativitas.

 Berpikir Kritis: Senjata Menghadapi Tekanan dan Menemukan Solusi

Burnout sering muncul karena individu merasa "terjebak" dalam masalah tanpa jalan keluar. Di sinilah berpikir kritis berperan. Berpikir kritis bukan sekadar pintar menganalisis, tetapi juga mampu menilai situasi secara objektif, memilah informasi yang relevan dan prioritas serta mengambil keputusan rasional.dan bijak. Dalam konteks burnout, kemampuan ini membantu karyawan untuk:

- Mengenali sumber stres secara rasional

- Menghindari reaksi impulsif terhadap tekanan

- Menyusun strategi kerja yang lebih efisien

Contoh sederhana: saat pekerjaan menumpuk, alih-alih panik, seseorang dengan pola pikir kritis akan bertanya:

- Mana tugas yang paling mendesak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun