Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Norwegia Prioritas Vaksin Covid-19 adalah Lansia

8 Februari 2021   05:19 Diperbarui: 8 Februari 2021   05:43 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Progresif menangani Covid19 gotong royong semua warga (Foto: Dokpri) 

Pembatasan keluar negeri berdampak mendongkrak transaksi jual beli kabin liburan (villa), atau istilahnya di sini hytte. Banyak orang Norwegia membeli/memiliki villa di Spanyol, Perancis, dan tempat-tempat lain di selatan Eropa. Karena pandemi, mereka tidak bisa pergi. Dampaknya pertengahan tahun 2020 terjadi kenaikkan transaksi sebesar 10% untuk kabin di dalam negeri.

Dan yang terakhir dirasakan, pasar property dalam negeri menggila. Mungkin karena dipaksa menghabiskan waktu di rumah, bekerja dari rumah, beraktivitas di rumah membuat mereka merasa butuh rumah yang lebih besar. Pembatasan bepergian keluar negeri mungkin menyebabkan mereka memiliki dana berlebih yang kemudian bisa dialokasikan untuk pindah rumah. Orang Norwegia biasanya bepergian ke luar negeri beberapa kali -- terkait dengan liburan yang ada; liburan musim gugur (seminggu), liburan musim panas (ini yang paling panjang, 2 bulan), liburan Paskah, (biasanya mereka ke gunung, main ski), dan liburan musim dingin (seminggu). Libur Natal dan Tahun Baru biasanya mereka berkumpul dengan keluarga dan handai taulan.

Vaksinasi

Vaksinasi di Norwegia dimulai sejak 27 Desember 2020. Prioritas pertama diberikan kepada tenaga medis, kemudian bagi orang tua > 85 tahun, 75 -- 84, kemudian 65 -- 74 tahun, dst. Kebijakan vaksinasi diberikan pada kelompok yang rentan terlebih dahulu.

Dua minggu kemudian beberapa kawan dan handai taulan menanyakan perihal 23 orang yang meninggal setelah divaksin. Saya pikir itu hoaks. Tapi setelah saya periksa, memang benar terjadi. Detailnya kurang akurat, tapi intinya benar ada sejumlah orang tua yang meninggal setelah divaksinasi. Selidik punya selidik, program vaksinasi bagi orang tua berumur dilaksanakan tanpa memperhatikan riwayat penyakit dan kondisi kesehatan ybs. Beberapa orang tua tidak tahan kena vaksin dan akibatnya fatal. Di sisi lain, angka statistik menunjukkan kurang lebih 400 orang tua meninggal setiap minggu di panti-panti jompo di Norwegia. Program vaksinasi diberikan kepada kelompok orang-orang tua ini. Logikanya wajar kalau ada orang tua yang meninggal setelah vaksinasi. Kalau secara statistik angkanya signifikan lebih dari 400 mungkin kita perlu khawatir.

Apakah ada penduduk yang tidak mau divaksin di Norwegia? Jawabannya, ada, tapi jumlahnya tidak besar, dan resistensinya tidak sekuat yang saya rasakan di Indonesia, atau di negara-negara lain. Yang resisten saya perhatikan adalah kelompok konservatif. Di samping itu, ada yang memilih untuk menunggu, dan melihat orang lain yang sudah divaksin; artinya mereka mau aman juga, termasuk saya

App

Di sini ada app yang namanya smittestop. Kita dianjurkan untuk menginstalnya di telephone pintar kita agar bisa selalu melacak orang-orang di sekitar kita. Bila dideteksi orang yang terindikasi virus, maka aplikasi tsb akan memberi peringatan. Applikasi kedua terkait dengan QR-scan. Kita diminta untuk men-scan QR yang ada di lokasi-lokasi umum yang kita kunjungi. Gunanya, kelak bila diketahui ada yang positif berkunjung ke lokasi yang kita kunjungi maka kita akan dianjurkan untuk melakukan tes.

(kalo ada tambahan/koreksi wan kawanj, - sumonggo di komen-ken - Vincent Rumawas- Norway)

-----------

Bersama menyumbang pikiran ke negara (Foto: dokpri)
Bersama menyumbang pikiran ke negara (Foto: dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun