Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Norwegia Prioritas Vaksin Covid-19 adalah Lansia

8 Februari 2021   05:19 Diperbarui: 8 Februari 2021   05:43 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Progresif menangani Covid19 gotong royong semua warga (Foto: Dokpri) 

3. India. India sebagaimana viralnya video, diketatkan oleh aparatur negara yakni polisi sehingga individu maupun sosial, mulai semakin disiplin. Vaksin terus ditunggu untuk diberikan ke semua warga negaranya Mr Vijay ini. 

4. Jerman. Sebagai negara modern, data dan penanganan sangat detail valid day to day. Vaksin diterapkan dengan ragam produk, sebagian ada Sinovac, sebagian Pfizer, sebagian lagi kreasi negara dengan kontrol kualitas yang ketat.

5. Selandia Baru. Nah, kalau ini sudah terkenal dengan disiplin Perdana Menteri yang wanita dan dikenal disiplin menerapkan regulasi yang memproteksi warganya. Jacinda Arderm, perdana menteri yang berusia 40 tahun sangat dicintai warganya, dan terbukti New Zealand sebagai satlah satu negara tercepat terbebas dari virus Covd19, dan kehidupan kembali normal meskipun tetap dilakukan program-program pencegahan datangnya kembali. 

6. Norwegia, bagaimana dengan Negara Superdingin ini?

Saya ambilkan lengkap dari resume yang dibuat Pak Vincent khusus untuk pembaca Kompasiana. Pa Vincent, silakan sharing yes......; 

...............

PRIORITAS LANSIA DAN GRATIS SEMUA 

iundang dari berbagai penjuru dunia; Meksiko, Malaysia, Selandia Baru, Jerman, Hungaria, Cina, India dan terakhir saya. Saya hampir tidak dapat giliran -- karena cerita orang-orang sebelum saya seru-seru sekali. (Permintaan untuk berbagi masalah ini sebenarnya sudah diajukan oleh Nugroho sebelumnya, cuman saya belum ada kesempatan untuk menuliskan). Untuk presentasi kemarin, saya punya waktu satu hari persiapan.

Dibandingkan dengan kisah pandemi di negara-negara tsb, sepertinya Norwegia relatif "beruntung" karena kesannya tidak terlalu dramatis dan cenderung santay/relaks. Kuncitara (lockdown) yang terjadi di sini tidak pernah benar-benar sedemikian ketat melarang orang keluar rumah. Sekolah ditutup, proses pembelajaran berlangsung daring. Orang kerja kantor juga dihimbau untuk bekerja dari rumah saja. Kalau tidak salah orang kerja bangunan terhenti sejenak. Itu kuncitara paling parah. Saat itu orang tetap boleh keluar, berbelanja, jalan-jalan dan olah raga di luar. IKEA ramai dikunjungi, toko bahan bangunan pun riuh, karena banyak orang kemudian memutuskan untuk melakukan perbaikan rumah dan mengganti interiornya. Masker belum diwajibkan saat itu. Orang mengenakan masker malah "dicurigai".

Norwegia sekarang bisa dibilang sudah masuk gelombang ketiga serangan COVID. Di sini terlihat jelas hubungan antara program kuncitara/relaksasi yang diberlakukan dan jumlah orang yang terpapar. Gelombang pertama serangan virus COVID di Norwegia dibawa oleh orang-orang yang kembali dari Eropa daratan setelah liburan musim semi 2020. Mereka bermain ski di pegunungan Alpin. Menghadapi serangan ini pada tanggal 12 Maret 2020, Norwegia memberlakukan kuncitara pertama dan yang paling ketat sejak Perang Dunia II berakhir. Sebagian orang merasa terkejut.

Namun kebanyakan orang mengikuti apa yang digariskan oleh Pemerintah. Hasilnya terlihat efektif; bulan Mei kurva sudah datar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun