Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

UK, Muslim, dan STIAMAK

15 Juni 2019   04:34 Diperbarui: 9 Juli 2019   11:20 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Malik menyampaikan sambutan (dokpri). 

Pernahkah kita berpikir bahwa organisasi Ahmadiyah yang oleh sebagian muslim belum mendapatkan tempat yang memadai, justru mendapatkan tempat yang baik di masyarakat muslim London? Bahkan, walikota London, Sadiq Khan,  adalah keturunan Pakistan muslim Ahmadi, atau pengikut Ahmadiyah. Meskipun ada kontroversi karena fatwa seorang Imam bahwa ia tidak lagi "muslim", namun secara historis ia tumbuh besar dari kalangan muslim. 

(ref: https://id.wikipedia.org/wiki/Sadiq_Khan )

Pada saat yang sama, mungkin juga orang terheran-heran mengapa markas besar Hizbut Tahrir berada di London. Aktivitas organisasi yang konon mengusung isu-isu khilafah dan urgensi pendiriannya, justru dikendalikan dari negara non muslim, United Kingdom.  Apakah ini aneh? 

Ternyata fakta historis juga menarik. Ayatollah Ruhallah Khomeini, sebelum revolusi Iran, juga mengontrol aktivitas pengikutnya dari desa terpencil di Perancis. Selepas 15 tahun dari pengasingan, Khomeini berhasil memimpin revolusi Iran yang mencengangkan itu. 

(ref: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-47100392 ).

Kembali ke UK dan hubungannya dengan muslim, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, MOazzam Malik, menceritakan bagaimana Birmingham memiliki minoritas muslim 30% dari populasi penduduknya.

"Minoritas, namun semakin mendapatkan tempat di masyarakat Inggris, "ungkapnya di sela peringatan ulang tahun ke 93 Ratu Inggris serta peringatan 70 tahun hubungan UK - Indonesia di Ballroom Hotel Sangrila  Surabaya beberapa waktu yang lalu (13/6/2019 pukul 1830 - 2130), sekaligus juga pelepasan masa jabatan Pak Malik yang akan kembali ke Inggris setelah menjabat sebagai duta besar sejak 2014 yang lalu. 

Pak Malik yang juga muslim ini, sangat terkesan dengan Indonesia yang tidak saja ramah namun memiliki masa depan peradaban yang gemilang.

"Makanya saya senang karena Liverpool juga telah menjadi sister city dari Kota Surabaya, "imbuh Pak Malik yang mendapatkan applaus dari segenap tamu undangan. Di sela-sela acara, Nugroho Dwi P., MSc alumnus World Maritime University Sweden yang adalah chairman STIAMAK (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Manajemen Kepelabuhan) Barunawati yang hadir atas undangan dari Konsul Kehormatan UK di Surabaya, mencoba mengajak berbincang dengan Pak Malik. 

"STIAMAK ikut berpartisipasi di acara ini, karena institusi STIAMAK menjadi bagian dari proses pengembangan SDM Logistik dan Kemaritiman, salah satu bagian penting program pemerintah Indonesia saat ini. Pak Malik yang mewakili UK, pasti peduli karena UK juga dikenal sebagai negara maritim dengan armada navy yang kuat, serta Liverpool John More University adalah mitra WMU serta ada alumny STIAMAK juga bersekolah port business untuk master degree di Eropa, "ujar Nugroho. 

"Kami paham dan terus berusaha komunikasi dengan para alumny UK maupun Eropa lainnya, sebagai bagian dari komitmen UK untuk mensupport pengembangan SDM maritim Indonesia, "kata Pak Malik menanggapi Nugroho. 

Pak Malik dan Ketua STIAMAK (dokpri).
Pak Malik dan Ketua STIAMAK (dokpri).

Acara tersebut, memang tidak secara khusus berdiskusi masalah pendidikan maritim, meskipun STIAMAK hadir bersama dengan beberapa alumnus Port and Shipping Management dari Eropa, namun justru mengemuka berdiskusi masalah kehidupan muslim yang identik dengan Indonesia mayoritas muslim moderat, namun ada isu radikalisme di antara masyarakat. 

Identitas muslim di dunia, saat ini mungkin seperti terbelah. Di satu sisi, muslim modern dan moderat, mengembangkan hidup yang setara dengan komunitas lain. Sebaliknya, kalangan non muslim juga menyambut baik dan bahkan memberikan tempat yang terhormat bagi muslim. Meski demikian, pasti memiliki kompetensi dan profesionalitas rekam jejak yang memadai.

Di sisi lain, ada juga komunitas muslim yang "modern tapi tidak moderat", atau bahkan "konservatif dan intoleran". 

Namun saat ini, semakin tumbuh kembang muslim yang modern moderat dan berusaha memahami jauh dinamika muslim di banyak negara Asia. 

Seperti Pak Malik ini. Dari tahun 2003 hingga 2005, Pak Malik tercatat sebagai Ketua Sekretaris Pribadi untuk Baroness Valerie Amos dan pernah bekerja untuk Hilary Benn MP, Menteri Pembangunan Internasional Inggris. Pada 2006, dengan judul "Menjadikan Pemerintah Bekerja untuk Kaum yang Membutuhkan", ia terlibat sebagai pemimpin proses pembentukan UK White Paper 2006 tentang pembangunan internasional. Lalu pada 2006 hingga 2010, Malik menjabat sebagai Direktur Jenderal di Departemen Pembangunan Internasional Inggris untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tugasnya tak hanya mengatasi isu-isu konflik dan kemanusiaan, melainkan juga harus melakukan reformasi multilateral, mengelola hubungan Inggris dengan sistem pembangunan PBB bahkan hingga membuat kebijakan terkait isu-isu konflik dan keamanan.

(ref: https://id.wikipedia.org/wiki/Moazzam_Malik )

Dengan demikian, bukan semata identitas kelompok yang menonjol, namun terlebih karena beliau memang kompeten di bidangnya.

Ada sentilan yang kontroversial dari Pak Malik ini. Pernah mencuit di twiter, "mengapa selama perjalanan dinas di Papua, tidak ada sopir Papua asli di sana".

(ref f: https://twitter.com/moazzamtmalik/status/932075521906577408 )

Wah, bisa jadi tim yang mengantar Pak Malik itu dari Jakarta semua. Bisa jadi, travel agen nya orang-orang Surabaya.

Namun di balik itu, saya sendiri sering bertanya : MENGAPA PENYIAR TELEVISI TIDAK ADA YANG REPRESENTASI INDONESIA TIMUR?

Dahulu, TVRI ada penyiar Papua. Kompas TV, sepertinya ada penyiar dari NTT. 

Namun televisi lain, semua mengumbar wajah-wajah melayu bahkan cenderung bule, sebagian hidung bibir dagu  hasil operasi benang (hehehe.. maaf...).

Ya intinya kepekaan kita terhadap isu keterwakilan, mungkin perlu ditingkatkan. 

Belajar kepada UK, khususnya Pak Malik, pemerintah Inggris sangat paham terhadap sosiopsikologis masyarakat setempat. UK memperlakukan muslim sebagai "minoritas yang dihormati" sehingga sejauh ini masyarakat Inggris bisa diterima atau sebaliknya, sangat menerima, komunitas muslim. 

Bahkan Pangeran Harry, menyempatkan buka bersama dengan komunitas muslim, di saat ada serangan teror di London.

(ref: https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20170605121224-234-219489/pangeran-harry-ikut-buka-puasa-bersama-muslim-singapura)

Dengan demikian, hubungan yang harmonis adalah kunci perdamaian di masa kini dan masa depan.

Prasangka akan memperparah keadaan, kesalingpemahaman akan meningkatkan kesejahteraan bersama.

Pak Malik yang benar-benar fasih berbahasa Indonesia ini, dalam sambutannya menyatakan sangat terkesan dengan masyarakat Indonesia.

Selama dinas di Indonesia sejak 2014, Pak Malik membaur dan sering dinas blusukan ke masyarakat, bahkan di Semarang dikabarkan ikut tahlilan, menghadiri acara komunitas muslim di Jawa Tengah.

Selamat pulang kampung Pak Malik, semoga pengganti Bapak akan semakin meningkatkan kerukunan hubungan UK - Indonesia. (***Humas STIAMAK***)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun