Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Senarai Mimpi Gadis Kecil

28 Oktober 2018   12:46 Diperbarui: 28 Oktober 2018   15:39 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaki mungil cokelat tua pelan-pelan menuju gerbang. Gadis manis yang lahir dari rahim tragedi, memeluk sempurna pagar besi. Matanya yang penuh mimpi mencari-cari.

Kata orang, di dalam sana ada jendela-jendela yang terhubung dengan benua Amerika. Kata Ibu, kami dapat menggunakan suara dari langit dan samudra. Kata Bapak, pintu-pintu makna jalan pintas menuju angkasa.

Lorong-lorong yang terang, bukan gorong-gorong yang gempar oleh lolong kelaparan.

Dia menunggu, dan menunggu. Barangkali, setelah dentang ke sekian akan dimulai festival kuda-kuda terbang.

Dia menunggu, dan menunggu. Barangkali, parade awan-awan akan bertandang menabur berlian.

Dia menunggu, dan menunggu. Barangkali, arak-arakan bintang akan terhelat menakjubkan.

Dia menunggu, dan menunggu. Bersenandung pilu bersama waktu yang mulai menggerutu.

Lonceng terakhir berbunyi. Sumbang dan lantang.

Diikuti gemuruh derap langkah lelah, mengalah pada perkara-perkara yang entahlah. Berjalan pasrah, jiwa-jiwa yang resah dan digerogoti gelisah.

Anak-anak yang lesu dan bisu. Malang, dan lupa cara menjadi riang. Memasuki omprengan mahal yang tersengal, terbatuk mengeluarkan racun yang siap menghitamkan organ-organ pernapasan.

Mereka menjadi tua, dan enggan beranjak dewasa.

Gadis kecil itu tergugu. Mundur teratur, menyelamatkan mimpi-mimpi yang menolak hancur.

Ukulele di tangan berkidung tentang perak di langit mendung.

Gadis kecil bernyanyi, hujan-hujan, dan mulai menari-nari.

Bersama senarai mimpi di serambi kota, ia menyambut malam yang akan datang juga.

Tanpa kehilangan, tanpa keinginan.

***

N. Setia Pertiwi

Cimahi, 28 Oktober 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun