Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Miss You] Korpus Data Baron

26 Oktober 2018   12:20 Diperbarui: 26 Oktober 2018   12:53 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malaikat hitam akan datang tanpa undangan. Jangan bangunkan ia sebelum waktunya, jika kamu tidak ingin menggali ceruk yang kamu sebut sebagai mimpi buruk.

Dia lagi, perempuan itu berkidung kembali. Berkali-kali.

"Kenapa diam?"

"Aku sendiri tidak yakin," jawabku mengambang. "Lagipula, tempat apa ini? Kenapa kamu menangkapku? Bagaimana caramu lolos dari mereka? Siapa kamu? Apakah kamu tahu siapa aku?"

Lelaki itu diam, menatapku dalam. Pada matanya yang coklat tua, tersemat samudra. Luas dan bergelombang. Tangguh, mewakili kisah tentang orang-orang yang enggan kalah.

Dalam keheningan yang menjalar, aku mengamati sekeliling. Ruangan ini luas, begitu lapang karena perabotan hanya terdiri dari sebuah meja, kursi kerja, dan lemari buku di setiap sisi dinding yang meninggi hingga ke langit-langit. Perpustakaan?

"Ini rumah kamu?" Aku berupaya memecah pertanyaan demi mendapat jawaban.

Laki-laki itu menggoyangkan kepala tidak jelas, entah anggukan atau gelengan. "Apa kamu tahu Nyonya itu ratu dari komplotan pembunuh?"

Ah! Rasanya kalajengking dalam otakku semakin usil.  Terus menyengat di antara serakan pertanyaan tentang "apa" dan "siapa" yang bersemayam di dalam sana.

"Kamu ini polos atau pura-pura polos?" Laki-laki itu menghela napas. "Baiklah. Saya Geni, saya sepupu dari pemilik kepala yang kamu lihat dalam kulkas Nyonya Daisy."

Bulu kudukku meremang. Teringat onggokan mengenaskan, sekaligus mengerikan itu. Teringat kedatangan Nyonya Lily. Teringat judul artikel utama di koran. Teringat lubang hitam di otakku, akibat kehilangan satu ... dua ... tiga hari sejak malam perjamuan yang lebih layak disebut mimpi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun