Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ketika Kabut Itu Pergi (1) #5

15 September 2018   08:08 Diperbarui: 18 September 2018   01:01 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dia mengenal gunung ini seperti kita mengenal rumah sendiri," jawabnya ringan.

Aku terdiam, dirasuki banyak pertanyaan.

***

Sore tadi, awan lembayung luruh. Kabut berselaput sepanjang malam. Gerimis masih saja turun malu-malu.

Langit hitam. Bintang-bintang bersembunyi, membuat patah hati para pendaki. Orang-orang kota ini tidak berhenti menyalahkan hujan yang biasa mereka jadikan persona dalam status media sosial.

Aku tidak peduli. Aku tidak butuh bintang-bintang. Aku puas menatap cahaya api unggun pada iris mata Jay yang coklat tua. Aku bisa menghangatkan diri di sana. Di kedalaman mata itu, aku ingin menjadi penyelam atau ... tenggelam. Karam dalam bayang-bayang.

"Eh, eh, itu siapa?" tanya gadis kuncir kuda menunjuk ke arahku. Wajahnya menyirat ketakutan, nadanya panik. Menyadari bukan aku yang ditunjuk, aku menoleh ke belakang. Hanya tampak kegelapan dan hawa yang lebih mencekam. 

Aku merinding.

Orang-orang ricuh. Ada yang sibuk menakut-nakuti, ketakutan, dan ada juga yang pura-pura ketakutan. Sudah kubilang, gadis itu memang pusat perhatian.

"Tadi ada orang di balik pohon besar itu, melihat ke arah kita!" lanjutnya, nyaris terpekik.

Aku melihat Jay dan ketua rombongan berpandangan penuh arti. Tepat ketika mereka berdiri, terdengar suara gemeresak seperti daun-daun kering yang terinjak. Bayang hitam berkelebat cepat. Buru-buru mengejar, mereka menyerah karena tidak membawa penerangan. Hutan malam hari bisa menelan siapa saja yang berani menantang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun