Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ketika Kabut Itu Pergi (1) #5

15 September 2018   08:08 Diperbarui: 18 September 2018   01:01 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita ini merupakan fragmen kelima dalam omnibus Tenggelam di Langit. Khusus fragmen kelima ini, bisa kamu nikmati tanpa terlebih dulu membaca cerita sebelumnya.

Kendati begitu, empat fragmen lainnya tetap penting untuk memahami semesta mereka secara lebih utuh.

Fragmen 1. Eksoskeleton

Fragmen 2. Elegi Jasad Renik

Fragmen 3. Metazoa (1)

Fragmen 3. Metazoa (2)

Fragmen 4. 344 Meter per Sekon

***

Fragmen 5. Ketika Kabut Itu Pergi

(Semesta dalam perspektif orang keempat)

Mobil-mobil bercengkrama menggunakan bunyi klakson dan karbon monoksida. Di dalamnya, orang-orang menatap nanar lampu lalu-lintas yang belum berganti warna. Mereka bergegas, tapi menghindar untuk tiba lebih awal. Pikiran mereka terpenjara pada akhir pekan dan perihal lain yang belum waktunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun