Mohon tunggu...
Nyoman Sudama
Nyoman Sudama Mohon Tunggu... Administrasi - To Serve and To Protect

...Susah dahulu, senang kemudian...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Budaya Pembinaan Sumber Daya Manusia Polri

9 Desember 2019   09:54 Diperbarui: 9 Desember 2019   10:01 2299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Budaya Pembinaan Sumber Daya Manusia Polri

I. Pendahuluan

Berbagai permasalahan dalam pembinaan sumber daya manusia (SDM) seringkali terjadi di beberapa organisasi termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Mantan Kapolri yang saat ini menjabat Menteri Dalam Negeri Bapak Jenderal (P) Tito Karnavian dalam acara serah terima tongkat Komando di Mako Korp Brimob beberapa waktu lalu sampai meminta maaf dengan adanya ledakan Kombes di tubuh Polri[1].

Beliau menyampaikan bahwa belum mampu memuaskan semua orang. Penumpukan terjadi di pangkat Kombes yang semuanya tidak bisa naik Jenderal. Personil yang sudah memenuhi syarat untuk naik pangkat lebih banyak daripada ruang jabatan yang ada dibandingkan dengan jumlah yang pensiun.

Beberapa isu negatif masih saja berkembang di masyarakat bahwa untuk diterima sebagai pegawai negeri termasuk menjadi anggota Polri harus mengeluarkan sejumlah uang agar bisa lulus. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada keraguan terhadap proses pembinaan SDM Polri, mulai dari tahap rekruitmen sampai pengakhiran dinas.

Sebuah organisasi yang kuat harus didukung oleh SDM yang memadai, kompeten dan unggul seperti dikatakan oleh Asisten Sumber Daya manusia Polri bahwa menghadapi revolusi industri 4.0 maka manusia Polri harus kompeten. Dikembangkannya pembinaan sumber daya manusia dengan budaya positif berbasis elektronik diantaranya SIPP, e-pangkat, dan sebagainya diharapkan mampu mengikis budaya negatif Polri. Berbagai pendapat ahli bahwa perubahan budaya dapat dilakukan dengan perubahan struktur dan pendidikan harus diterapkan dalam pembinaan SDM.

Program pembinaan sumber daya manusia telah dicanangkan beberapa Kapolri terdahulu dan diperkuat lagi oleh Kapolri saat ini Jenderal Idham Azis bahkan sebagai program prioritas pertama. Pembinaan SDM Polri sejalan dengan program Presiden RI Jokowi yaitu membangun SDM Indonesia unggul menuju Indonesia Emas 2045 menempati prioritas pertama.

Untuk mendukung program pemerintah dan memajukan Indonesia maka Polri harus berbenah dengan mengedepankan budaya bersih KKN, kejujuran, berbasis kompetensi dalam pembinaan sumber daya manusia sehingga budaya-budaya negatif terkikis habis dimasa mendatang.

II. Pembahasan

"Culture shape character", sebuah ungkapan yang cukup baik menggambarkan bagaimana budaya akan membentuk sebuah karakter. Budaya baik maka karakter akan baik, demikian sebaliknya. Membangun budaya organisasi dalam pembinaan sumber daya manusia sangatlah penting dan menentukan arah organisasi. SDM Polri tidak kalah kualitasnya, apalagi lembaga pendidikan Polri, struktur pengembangan sudah cukup ideal, tinggal bagaimana implementasi dari setiap kebijakan yang ada sehingga menghasilkan budaya organisasi yang mapan, mumpuni dan ajeg.

A. Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pembinaan SDM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun