Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sepiring Nasi dan Emisi

13 Oktober 2021   07:59 Diperbarui: 13 Oktober 2021   08:02 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nasi (Dok. Shutterstock/kazoka)

Perbaikan kultur teknis. Emisi GRK dari persawahan sangat lekat dengan kondisi kejenuhan air dan perharaan. Pengurangan genangan dengan metode irigasi macak-macak dan berselang/terputus (intermitten) terbukti mengurangi emisi GRK metana.

Perlu pendekatan budaya dalam sosialisasi kepada petani padi sawah. Budaya tanam padi tidak perlu digenangi (leb) terus menerus. Ada saatnya tanah diberi kesempatan bernafas. Mengubah unsur toksik beracun menjadi aman.

Pengurangan penggenangan akan meningkatkan efisiensi penggunaan air. Kesadaran bersama sumber daya air digunakan secara bijak. Input produksi untuk aneka komoditas.

Aspek pemupukan tidak berlebih. Penggunaan bahan alami semisal daun neem atau Azadirachta indica (nimba, Indonesia ) penghambat produksi emisi GRK nitrooksida. Penelitian neem di India dan Afrika banyak dilakukan untuk mengurangi emisi GRK. Penggunaan pupuk bagian dari jejak karbon padi melalui industri.

Peran penata kebijakan

Upaya penyebaran pengetahuan, peningkatan pemahaman, penerapan teknis pengurangan emisi GRK memerlukan dukungan kebijakan. Bagaimana pengurangan emisi menjadi bagian dari budaya pola produksi. Bukan gaya produksi apalagi trend sesaat.

Bagaimana insentif reward bagi pelaku agribisnis pereduksi emisi. Kesiapan pendampingan teknis yang relevan sesuai dengan kelokalan.

Peran serta konsumen padi 

Mari bersama menyadari setiap produksi padi berkontribusi terhadap emisi. Mengkonsumsi nasi secara bijak. Sayang kan kalau nasi tersisa padahal saat memproduksi menyumbang emisi.

Kajian dari Balingtan menunjukkan indeks emisi metana berkisar 0,01 -- 0,04 kg metana per kg gabah. Memperhatikan konversi gabah kering panen ke kering giling hingga menjadi beras. Mari berhitung kisaran 0,047 -- 0,199 kg CO2eq per kg beras. Dasar penghitungan pajak karbon atas beras.

Selama ini kita membeli beras tanpa mempertimbangkan biaya pengurangan emisi. Tiada penambahan khusus harga beras rendah emisi. Kalau produsen beras berupaya mengurangi emisi, selayaknya konsumen mengimbangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun