Angin menghempas teramat besar di puncak tertinggi
Entah berapa ribuan kaki ketinggian itu
Tak mampu aku untuk menghitungnya
Terpaan angin itu menyibakkan hijabku bak balon tertiup
Dingin....
Menelisik tulang belulang tubuhku
Menyisir dinding hati di kala itu
Pori kulitku berebut bangun
Bibirku gemeretak menahan gigil
Meski bias sinar mentari menyala tampak depan mata
Aku manjakan pandangan mata ini pada alam raya...
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!