4. Membentuk grup sesama korban
Kumpulkan korban-korban lainnya, lalu buat semacam support group. Bekerjasamalah menyusun strategi untuk mengembalikan buaya darat ke habitatnya. Jika berhasil, bisa jadi si buaya bakalan kapok, memilih tenggelam, dan pensiun jadi buaya.
5. Blokir dan lupakan
Langkah terakhir adalah memblokir semua aksesnya ke hidupmu. Sebab pada umumnya, buaya darat itu paling pandai mengacaukan suasana hatimu dengan kiriman bait-bait lagu romantis. Sementara, kamu pun harus belajar melupakan dia, yang sudah jelas memang buaya darat.
Namun, proses mengembalikan buaya darat ke habitatnya tidak selalu semudah. Sebab ada banyak buaya senior yang sudah ahli berkamuflase. Dalam hal ini, dia pandai memutar balikkan fakta, hingga si korban lah yang justru merasa telah menjadi penjahatnya.
Maka dari itu, sebagai sesama perempuan yang tidak ingin selalu dikadalin (sudah buaya, kadal pula)--marilah kita bantu para buaya darat untuk kembali ke habitatnya, di mana mereka bisa merenung, hingga berubah menjadi sosok yang setia.
Kalau kamu punya pengalaman menghadapi buaya darat, dan berhasil mengembalikan ke habitatnya, jangan ragu membagikan kisahmu. Bisa jadi, kisahmu akan menginspirasi banyak perempuan di dunia.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
