Tapi, bukan berarti teman yang begini ngga punya perasaan. Dia cuma punya batasan yang lebih luas untuk menganggap suatu bercandaan itu sebagai hal yang masih wajar dan bisa ditolerir, demi menjaga perdamaian di dalam pergaulannya. Jadi, ngga dikit-dikit ngambek karena baper.
Ada satu cerita yang sampai hari ini masih bikin aku ketawa tiap kali ingat kejadian itu. Jadi, waktu kelas 4 SD, di kelas ada satu geng yang isinya lima anak cowok. Nah, ketuanya ini paling bandel, mungkin karena dia merasa punya badan yang paling gede di antara empat teman lainnya.
Ceritanya lagi, kita semua masih tinggal di satu komplek perumahan nih. Dan hampir tiap sore, geng cowok-cowok ini main sepeda sambil iseng lewat di depan rumah teman-teman sekelas yang lain.
Sampai pada waktu itu di hari Minggu, dengan pedenya si ketua geng tadi teriak-teriak ngatain nama bokapku di depan rumah.
Nih anak memang "agak lain" ya, kok berani-beraninya dia teriak sekencang-kencangnya, "Johan.. Johan, keluar lu!" -- Mungkin maksudnya, panggilan itu ditujukan buat aku. Dia dan gengnya itu berharap aku yang keluar dari dalam rumah.
Padahal, di teras ada motor, dan di balik motor ada bokap yang lagi jongkok ngelapin body motornya. Waktu itu aku cuma nahan ketawa dan ngeliatin mereka dari balik gorden. Pas diteriakin gitu, bokap langsung berdiri sambil tolak pinggang, dan bilang, "Apa lu panggil-panggil gue?!"
Sumpah! Akhirnya mereka semua langsung ngebut dengan sepedanya, dan sejak itu ngga berani ngatain lagi kalau lewat depan rumah. Ya meskipun, ngatainnya tetap berlanjut di sekolah.
Dan kini, di zaman ini nyatanya adik-adik sepupuku yang duduk di bangku SMP, masih sering juga main kata-kataan nama orang tua. Kesannya memang jadi semacam permainan turun-temurun ya.
Padahal, kalau dibiarkan terus berlanjut, hal tersebut dapat mengikis moralitas anak-anak, dengan semakin berkurangnya rasa hormat terhadap orang tua. Lantas, bagaimana ya caranya, agar permainan ini dapat dibasmi selamanya dari muka bumi? (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI