"Dika, cincin ini ....."
"Sini aku coba!" sergahnya memotong kalimat Voni seraya menyabet cincin itu. "Wah, pas banget!" lanjutnya setelah memasang cincin itu di jari manisnya sendiri.
"Kamu mau cincin itu?"
"Bukannya... cincin ini emang buat aku?"
Voni tersenyum, ia mengangguk dan pipinya tampak memerah. Akhirnya, cincin itu menemukan tuannya. Setidaknya Voni dapat menjalani sisa hidupnya bersama Dika, karena kanker dalam kepala wanita itu sudah terlanjur menggerogotinya.***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!