Mohon tunggu...
Novia Kartika
Novia Kartika Mohon Tunggu... Freelancer - Stay Healty and Positive

Halo, saya Novia seorang mental health enthusiast, saya hobi menulis seputaran gaya hidup, kesehatan mental, kritikan sosial dan pendidikan. Visi saya adalah mengedukasi dan memberi pengetahuan pada oranglain mengenai hal-hal yang mungkin tidak bisa didapatkannya secara bebas. Saya adalah orang yang teoritis (sebagian besar orang berkata seperti itu haha) jadi jikalau mungkin artikel saya terkesan bertele-tele mohon maaf sekali, namun saya sangat terbuka dengan kritikan dan sarannya. Salam kenal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sindrom "Burn-out", Si Penghambat Optimalisasi Performa Kerja Seseorang

25 Februari 2018   14:26 Diperbarui: 25 Februari 2018   21:27 2507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: 123rf.com

Yang mana mungkin untuk orang awam hanya dianggap kelelahan biasa saja. Padahal jika sampai terlambat diatasi dampaknya akan meluas kemana-mana. Dr Robert Veninga dan Dr James Spradly (dalam Patel, 1989) mendeskripsikan Burn Out ini kedalam 5 tahapan.

Pertama : Tahap Kepuasan dan Kesenangan Bekerja (Stage of job contentment)

Tahapan ketika seseorang merasa bahagia dengan pekerjaan yang sedang dia lakukan. Secara tidak sadar dia akan memberikan energinya lebih dan lebih pada apa yang dikerjakannnya, jika energi lebih yang dikeluarkannya ini tidak mampu terisi ulang secara cukup, hal ini bisa mengarah secara berangsur-angsur ke tahap dua.

Kedua : Tahap Kekurangan Bahan Bakar (Stage of Fuel Shortage)

Seseorang di tahap ini mulai merasa lelah, mulai muncul hal-hal seperti kekurangan energi terus-menerus bahkan tidur pun menjadi terganggu. Seseorang mulai mengeluhkan dirinya tidak mampu melakukan banyak hal lagi seperti yang biasa dilakukannya. Kreativitasnya pun berada pada level rendah, resikonya akan ada kecenderungan seseorang untuk menghindar ketika membuat keputusan hingga meningkatkan kecenderungan bertindak sinis (sarkasme) pada orang lain.

Ketiga : Tahap Gejala Kronis (Stage of Chronic Symptoms)

Seseorang mulai merasa kelelahan dan mungkin merasakan sakit secara fisik. Mulai muncul gejala kelelahan seperti badan terasa sakit semua, mual, pusing yang sangat menekan atau sakit punggung. Muncul juga kecenderungan untuk bangun di pagi hari dengan perasaan yang sangat lelah. Seseorang yang biasanya tenang dan supel bisa berubah menjadi seseorang yang sangat mudah marah atau selalu berada di ambang batas kemarahannya.

Keempat : Tahap Gejala Krisis menuju Kritis (Stage of Crisis become Critical)

Periode ketika pikiran mengenai non-pekerjaan nya mulai sangat jarang terjadi. Karena di tahap ini pikiran seseorang secara konstan akan dipenuhi oleh dan hanya seputaran permasalahan kerja saja, meskipun saat itu mungkin dia sedang menonton televisi atau makan bersama keluarga. Di satu waktu ada saat-saat dimana muncul keinginan besar untuk melarikan diri dari semuanya, baik pekerjaan, keluarga dan semua kehidupan yang dijalaninya saat itu.

Kelima : Tahap Gangguan Akhir (Stage of Final Breakdown)

Akhirnya seseorang merasa benar-benar tidak dapat melanjutkan apapun. Beberapa dari mereka terjebak dalam dunia narkoba dan alkohol. Dan yang lainnya menderita secara mental atau fisik dalam bentuk depresi bahkan serangan jantung. Akan terdapat gangguan fungsi yang serius dan makin memburuk pada satu atau lebih organ tubuh seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun