Mohon tunggu...
Noveriani Telaumbanua
Noveriani Telaumbanua Mohon Tunggu... MAHASISWA

Suka obrolan lebih mendalam dari pada basa-basi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Luka yang Tak Terlihat di Asrama: Saat Perhatian Berubah Jadi Luka

19 Agustus 2025   04:40 Diperbarui: 19 Agustus 2025   07:56 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup di asrama sering dianggap menyenangkan. Ada teman-teman di sekitar, ada canda tawa yang tak pernah habis, dan ada cerita yang seolah tak pernah berhenti. Namun, di balik keramaian itu, ada yang tak terlihat yaitu; "kesepian di tengah keramaian". Aku pun pernah mengalami hal ini. Memiliki seorang teman dekat yang begitu berarti, tapi sayangnya, kedekatan itu lebih sering membuatku sakit daripada bahagia.

Rasa yang Tak Terucapkan : Kami tinggal di asrama yang sama. Harusnya itu jadi kesempatan untuk semakin akrab, tapi nyatanya, komunikasi kami jarang. Kami bahkan tidak pernah berfoto bersama. Anehnya, setiap kali aku melihat dia berfoto dengan orang lain, hatiku terasa remuk. Aku tetap peduli, tetap perhatian, tetap ingin jadi bagian dari hidupnya. Namun, rasa cemburu itu selalu muncul. Aku merasa tidak cukup berarti di matanya. Aku ingin berhenti berharap, tapi di sisi lain aku tidak bisa benar-benar menghindarinya. Bagaimana bisa menghindar, jika kami tinggal di atap yang sama?

Luka yang Tidak Bisa Hilang Seketika : Inilah dilema terbesar di asrama: kamu ingin menjaga jarak, tapi ruangmu selalu beririsan dengannya. Mau tidak mau, kamu tetap melihat senyumnya, tetap mendengar suaranya, tetap tahu kalau ia akrab dengan orang lain. Di titik itu, aku sadar bahwa luka batin tidak bisa hilang seketika. Rasa cemburu, kecewa, dan rasa tidak dihargai bukan sesuatu yang mudah dihapus. Tapi, aku juga belajar bahwa aku punya pilihan: tetap terjebak dalam rasa sakit, atau perlahan belajar melepaskan.

Dari pengalaman ini, aku mencoba menemukan cara sederhana untuk menjaga hati agar tidak semakin terluka:

  • Membatasi intensitas, bukan memutuskan hubungan. Karena satu asrama, aku tak bisa benar-benar menjauh, tapi aku bisa memilih untuk tidak terlalu terikat.
  • Mengalihkan fokus. Aku isi hariku dengan kegiatan lain sperti; belajar, menulis, atau berbincang dengan teman lain.
  • Berbagi cerita. Aku tidak memendam sendiri. Ada teman lain dan juga Tuhan yang selalu siap mendengar.
  • Menjaga jarak hati. Aku tetap baik, tapi tidak lagi menggantungkan kebahagiaanku padanya.

Doa untuk Hati yang Lelah :

Buat kamu yang merasakan hal yang sama, di tengah semua rasa yang campur aduk, hanya doa yang bisa benar-benar menenangkan: "Tuhan, aku serahkan rasa ini ke dalam tangan-Mu. Aku sayang, aku peduli, tapi aku juga lelah. Tolong ajari aku melepaskan tanpa membenci, menjaga hati tanpa berharap berlebihan. Biarlah hatiku damai, kuat, dan tetap penuh kasih. Amin."

Kesimpulan : Belajar Melepaskan Tanpa Membenci

Pada akhirnya, tinggal di asrama bukan hanya soal berbagi kamar atau ruang makan. Lebih dari itu, asrama mengajarkan tentang bagaimana kita mengelola perasaan, menghadapi keterikatan, dan belajar melepaskan tanpa harus menyimpan benci. Aku percaya, suatu hari nanti, Tuhan akan menggantikan rasa sakit ini dengan kedamaian. Aku hanya perlu waktu, keberanian, dan hati yang mau belajar. Karena luka memang tidak bisa dihindari, tapi bagaimana kita menyembuhkan luka iyu, itulah yang menentukan siapa kita di kemudian hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun