Tidak dapat dipungkiri bahwa di tengah meningkatnya angka pengangguran terbuka. khususnya di kalangan perguruan tinggi saat ini, munculah satu pernyataan penting: " Apakah dunia pendidikan telah cukup memenuhi tantangan perkembangan zaman saat ini? " Salah satu solusi yang kini banyak dibicarakan adalah integrasi technopreneurship ke dalam kurikulum perguruan tinggi.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai technopreneurship dalam kurikulum perguruan tinggi, perlu dipahami terlebih dahulu apa makna dari technopreneurship itu sendiri. Maksudnya adalah memasukkan konsep kewirausahaan berbasis teknologi ke dalam sistem pembelajaran formal di kampus. Langkah ini sendiri di ambil agar mahasiswa tidak hanya menguasi teori, tetapi juga memiliki kemampuan menciptakan solusi inovatif dalam memanfaatkan kemajuan teknologi.
Krisis lapangan kerja bagi lulusan perguruan tinggi. Sangat disayaangkan malah lebih banyak lulusan perguruan tinggi yang terjebak dalam ketidakpastian pekerjaan. Yang disebabkan dari beberapa hal seperti kesenjangan antara dunai pendidikan dan dunia kerja, terbatasnya lapanagn kerja formal yang sesuai, kurang melek teknologi dan inovasi, kurangnya pendidikan karier sejak dini, dan masih banyak faktor lainnya. Menurut data BPS tahun-tahun terakhir malah lebih banyak angka pengangguran dari lulusan universitas dibandingkan lulusan SMA atau SMK.
Di era disrupsi digital seperti saat ini, dunia kerja mengalami perubahan besar. Banyak pekerja lama tergantikan oleh otomasi atau kecerdasan buatan, sedangakn pada pekerjaan baru muncul yang menuntut keterampilan teknologi dan kerativitas tinggi. Dan kampus menjadi salah satu faktor penting, jika kampus masih menggunakan sistem pembelajaran pasif dan teoritas, maka lulusan akan tertinggal jauh dari kemajuan zaman saat ini.
Mengapa Technopreneurship?
Integasi Technopereneurship menjawab dua tantangan sekaligus: kesenjangan keterampilan dan dan minimnya lapangan pekerjaan formal. Dengan pendekatan ini mahasiswa di dorong tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga sebagai orang yang berperan sebagi pencipta lapangan pekerjaan. Dimana mahasisswa dapat memanfaatkan peluang digital seperti pembuatan aplikasi, layanan daring, produk teknologi, atau inovasi berbasis kebutuhan masyarakat saat ini.
Program ini juga melatih mahasiswa untuk berpikir secara kritis dan disiplin. Dan mahasiswa dapat memnfaatkan kesempatan dengan berkolaborasi dengan mahasiswa lainnya yang     mungkin lebih menguasi pada bidang tertentu. Seperti mahaiswa teknik yang bekerja sama dengan mahasiswa bisnis dan desain untuk menciptakan produk atau startup yang solutif dan bernilai jual. Inilah yang disebut sebagai penciptaan ekositem yang inovasi di lingkungan kampus, yang kelak bisa menjelma menjadi pusat inkubasi bisnis berbasis teknologi.
Adapun peran yang bisa diambil univesitas adalah dengan langkah strategis integrasi ke kurikulum, seperti :
1. Pembaruan kurikulum berbasis proyek dan tantangan nyata.
Mahasiswa diberikan tugas berbasis masalah (problem-based learning), dengan tantangan dari dunia industri atau masyarakat, dan didorong untuk menyelesaikannya dengan memanfaatkan pendekatan secara teknologi.
2. Kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib