‎2. Tande putus (Lamaran)
‎ Tande putus (Lamaran) ini hampir sama dengan melamar bedanya hanya pihak mempelai pria datang menemui keluarga mempelai wanita adalah orang-orang dari keluarga mempelai pria yang telah di percaya. Sebagai simbolis umumnya memberi tande putus atau sejenis pengikat jalinan kedua calon mempelai, seperti cicin iris rotan, uang seserahan, dan bermacam jenis kue. Apabila tande putus telah di sepakati kedua keluarga saling berkoordinasi yang lebih dalam perihal biaya pesta pernikahan, waktu acara, dan lokasi acara.
‎
‎3. Penentuan mahar
‎ Penentuan mahar ini biasanya menjadi pembicaraan utama dalam Pernikahan Adat Betawi, pada proses ini menentukan nominal yang di inginkan untuk mas kawin dan pihak mempelai pria akan memperkirakan jumlah belanja resepsi pernikahan.
‎
‎4. Masa dipiare (Perawatan wanita)
‎ Masa dipiare (Perawatan wanita) dimana calon pengantin wanita di jaga oleh dukun pengantin selama satu bulan, masa dipiare juga dapat mengontrol kesehatan, kegiatan fisik mental, dan memelihara kecantikan untuk menghadapi hari pernikahan.
‎
‎5. Siraman
‎ Siraman Adat Betawi ini hampir sama dengan beberapa adat lainnya,mempelai wanita akan di mandikan sebelum akad nikah, dana akn di mandikan dengan air kembang dan dukun pengantin.