Hallo Kompasiana lovers, disini saya Nopa Amanda Damayanti akan menuliskan sebuah artikel yang berjudul Tradisi Pernikahan Adat Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten. Sebelum membahas artikel tersebut lebih dalam disini Nopa akan menceritakan asal-usul keluarga Nopa terlebih dahulu. Orang tua saya Ayah dan Ibu Meraka sama-sama berasal dari Kota Tangerang Selatan dimana mereka hanya beda kampung saja Ayah saya berasal dari kampung Cikini dalam Bintaro dan Ibu saya berasal dari kampung Tegalrotan Ciputat maka dari itu mereka saling bertemu lalu menikah dan dikaruniai 5 anak yang sekarang tinggal bersama-sama di kampung Cikini dalam Bintaro. by the way busway nihhh >< sebelum orang tua saya berakhir untuk menikah serius saat mereka Deket itu Ayah saya yang genit selalu dengan ibu saya hahahah saat ibu saya mengulas balik pada zaman dahulu mereka Deket tuh rasanya kaya lucu aja dan menceritakan ke anak-anaknya bagaimana genitnya Ayah saya dulu (HAHAHA) dasar lelaki ><.
‎
‎Okeee Kompasiana lovers, sekarang kita langsung masuk dan membahas lebih dalam bagaimana Tradisi Pernikahan Adat Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten. Karena Kota Tangerang Selatan itu dominan Adat Betawi jadi Nopa disini akan menjelaskan Tradisi Pernikahan Adat Betawi ya Kompasiana lovers..Â
‎Berikut Penjelasannya:
‎
‎ Pernikahan Adat Betawi merupakan rangkaian tradisi yang unik dan pernikahan adat yang kaya akan budaya dan prosesi meriah, meliputi beberapa tahapan untuk SAH menjadi suami istri yaitu: 1. Melamar, 2. Tande putus (tunangan), 3. Masa dipiare (perawatan wanita), 4. Siraman, 5. Potong centung, 6. Malam pacar, 7. Palang pintu, 8. Ngerudat, 9. Pulang tige ari.
‎Â
‎1. Melamar
‎ Melamar adalah tahap pertama dalam pernikahan adat Betawi pada tahapan melamar ini keluarga mempelai pria meminta izin kepada keluarga mempelai wanita untuk melamarnya. Pada melamar ini keluarga mempelai pria membawa sejumlah barang/makanan wajib seperti Sirih embun, Pisang raja dua sisir, Roti tawar, Uang sembah lamaran.
‎
