Beberapa perjalanan terasa seperti ujian kecil dari alam. Jalanan berkelok, tanjakan yang terasa tak habis-habis, dan turunan curam yang memaksa kita untuk waspada tiap detik. Tapi bukankah seringkali, justru perjalanan yang penuh tantangan itu yang memberi kita hadiah paling indah? Itulah yang saya rasakan saat menjejakkan kaki di Pantai Krokoh, sebuah permata tersembunyi di ujung selatan Gunung Kidul.
Pagi itu, kami berangkat dengan semangat yang sudah membuncah sejak semalam. Jalanan menuju Gunung Kidul memang terkenal curam dan berliku, tapi kami tidak menyangka kalau rutenya menuju Pantai Krokoh akan jadi sedebar dan seseru itu. Begitu meninggalkan jalan utama, kami mulai dihadapkan pada tikungan-tikungan tajam, tanjakan yang bikin motor kami megap-megap, dan turunan yang sukses bikin jantung deg-degan.
Saya sempat bergumam sendiri, "Ini kayaknya bukan jalan menuju pantai, tapi jalur off-road buat ujian nyali." Tapi justru di situlah letak keseruannya. Kami tertawa, bersorak, bahkan sedikit berteriak saat melewati jalur menanjak yang licin dan berdebu. Helm terasa seperti penyelamat, dan klakson jadi bahasa semangat satu sama lain.
Kami langsung berhamburan ke bibir pantai, melepaskan alas kaki dan membiarkan kaki tenggelam dalam pasir putih yang hangat. Lautnya jernih, berkilau diterpa cahaya matahari yang mulai naik. Di kejauhan, karang-karang besar berdiri gagah, seolah menjadi penjaga setia pantai ini.
Pantai Krokoh seolah menyambut kami dengan hangat, seakan tahu kami datang untuk benar-benar menikmatinya. Kami tak menyia-nyiakan waktu berfoto di banyak sudut indah, mulai dari atas batu karang, berlatar ombak yang menggulung, hingga tangkapan candid saat duduk santai memandangi lautan lepas. Suasananya begitu tenang, jauh dari kebisingan kota, membuat setiap momen terasa lebih bermakna. Kebersamaan kami terekam bukan hanya di kamera, tapi juga dalam ingatan. Rasanya seperti menemukan tempat pelarian sempurna, di mana waktu berjalan lebih lambat dan semua terasa lebih hidup dan jujur.
Kami menghabiskan waktu dari pagi hingga siang, tanpa sadar matahari sudah tinggi. Angin pantai tetap sejuk, membuat kami betah duduk lama di bawah pohon rindang sambil berbincang tentang hidup, tentang mimpi, bahkan tentang hal-hal kecil yang biasanya tidak sempat dibahas di tengah kesibukan sehari-hari. Pantai ini seolah memberi ruang bagi semua hal yang ingin keluar dari dalam diri.
Sebelum pulang, kami sempat duduk diam cukup lama, hanya menatap laut. Rasanya berat meninggalkan tempat ini. Ada rasa syukur, ada rasa tenang, dan ada satu pemahaman kecil: bahwa pantai bagus memang punya "harga". Dan harganya bukan uang, melainkan usaha untuk sampai ke sana. Jalanan yang ekstrem, rasa lelah di perjalanan, dan waktu yang tidak sebentar semua itu terasa sepadan.
Jika dipikir ulang, seolah memang ada hukum tak tertulis: semakin memukau sebuah tempat, semakin menantang pula perjalanan menuju ke sana. Namun di situlah letak nilainya. Justru karena prosesnya tak mudah, setiap langkah menjadi pengalaman yang berarti. Pantai Krokoh bukan hanya menawarkan keindahan panorama yang memanjakan mata, tapi juga menyimpan kisah petualangan di balik setiap tikungan, tanjakan, dan detik perjalanan yang kami lalui. Setiap rasa lelah, cemas, hingga tawa sepanjang jalan menjadikannya lebih dari sekadar destinasi. Ia menjadi bagian dari cerita yang utuh dan tak mudah dilupakan.