"Eh udah, Ki. Udah tiga piring lho,makan mi bakar pedasnya."
Kiara masih melanjutkan makannya. Mi Bakar Pedas yang berbahan dasar Indomie Jumbo berbungkus putih biru.
'"Iya,ini kok piring yang terakhir."
Kiara menghabiskan makanannya secepat mungkin. Beberapa menit kemudian, akhirnya piring ketiga mi pedas itu kosong, dan Kiara tidak lagi memanggil pegawai warung. Kiara juga menghabiskan isi gelasnya sesegera mungkin.
"Kenapa lagi lo,sampai makan sebanyak ini?"
Kiara menoleh pada seseorang itu. "Diselingkuhin Fariz."
Seseorang itu menatapnya dengan tatapan terkejut. Mulutnya menganga lebar. Kiara pun menutup mulut itu dengan tangan kanannya. Seseorang itupun minta dilepaskan,tapi Kiara enggan sampai tatapan seseorang itu tidak lagi tatapan terkejut.
"Lo sih. Mulutnya sama matanya bisa biasa aja,gak?"Â
"Iya iya. Oke. Gimana tuh kronologinya?"
"Beberapa minggu ini gue udah nguntit Fariz,Rel. Gue curiga,soalnya dia gak kaya biasanya. Biasanya jemput gue, terus lama-lama udah jarang. Biasanya semangat sleep call, tapi lama- lama udah ogah-ogahan ekspresi dia pas sleep call. Jadilah kemarin. Kepergok deh."