Seseorang itu mengangguk. "Lo bakal dapetin yang lebih baik dari Fariz. Gue yakin. Sesuatu diambil dari kita, berarti kita lagi disiapin yang lebih baik."
Kiara mengangguk paham.
"Ki, lo kalau galau sering makan mi bakar pedas lebih dari tiga piring. Lo boleh galau, tapi jangan gitu juga. Untuk ke depannya jangan lagi ya, Ki. Ada organ-organ tubuh lo yang bertahan biar lo tetep sehat, meskipun lagi galau. Tak terlihat memang, tapi mereka juga yang jagain lo selalu. Mati-matian biar lo tetep sehat dan bahagia."
Kiara tersenyum tipis dan tak lama kemudian cairan bening terjun begitu saja dari matanya. Ia mengangguk sebagai jawaban. Seseorang itu mengambil tisu di depannya dan mengusap wajah Kiara yang basah.
"Aurel, terima kasih ya. Lo ngingetin gue lagi kalau gue berharga."
Aurel mengangguk cepat. Kiara spontan memeluk Aurel. Kalimat yang keluar dari lisan teman dekatnya ini selalu menyentuhnya.
"Kalau lo masih galau gapapa,Ki. Gue ada buat lo."
Mereka pun sama-sama tersenyum sebagai respons, masih dalam keadaan berpelukan. Hanya ada suara kerumunan orang-orang di warung dan suara musik R&B yang mengalun. Kiara masih ingin dipeluk Aurel, dan Aurel pun tidak melepaskan pelukannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI