Mohon tunggu...
Lala
Lala Mohon Tunggu... Penulis

Suka nulis, suka mikir, kadang overthinking tapi produktif. Pernah ikut kursus psikologi dari Yale dan Mini MBA dari IBMI Berlin—karena belajar itu seru, apalagi kalau bisa dibagi. Sempat tercatat di Asian Book of Records, alhamdulillah bukan karena hal viral. Di Kompasiana, saya nulis buat ngobrol—dengan diri sendiri dan siapa pun yang nyempetin baca.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Ibu Berwajah Porselen

13 Maret 2025   21:00 Diperbarui: 21 Maret 2025   01:39 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dibuat oleh AI 

IBU DI POS SATPAM

Aku baru saja menyalakan lampu pos satpam ketika mendapati sosok perempuan paruh baya sudah duduk di kursi kayu di sudut ruangan. Aku tertegun; tak ada suara langkah kaki, tak ada salam. Dia sudah di sana, menatap lurus ke arahku.

Kulitnya pucat seakan terbuat dari porselen. Rambutnya panjang tergerai, menutupi sebagian wajah yang tidak menampakkan ekspresi. Namun, yang paling membuatku bergidik adalah matanya—hitam legam tanpa cahaya.

Sumber : dibuat oleh AI
Sumber : dibuat oleh AI

“Kau terlambat datang,” ujarnya pelan, suaranya dingin seperti hembusan angin malam.

Aku menelan ludah. “Maaf, Bu. Apa yang bisa saya bantu?”

Dia tidak menjawab langsung. Matanya beralih ke meja di depannya, tempat secangkir kopi yang belum sempat kuseduh. Perlahan, tangannya yang tampak kaku itu terulur, seolah ingin menyentuh gelas kosong.

“Tempat ini sepi, ya?” katanya lagi, kali ini dengan senyuman tipis yang entah kenapa membuat jantungku berdegup lebih kencang.

Aku mengangguk kaku. Ada perasaan ganjil yang menyelimuti udara. Seolah oksigen di ruangan ini menipis setiap kali dia mengucapkan kata.

“Bu, apakah Ibu penghuni di sini?” tanyaku, mencoba memecah kesunyian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun