Pada tiap-tiap diri manusia ada nafsu dan akal, nafsu ingin mencapai taraf hidup dan kehidupan yang tinggi dan baik, akal terus bekerja memikirkan dan mencari jalan berusaha agar cita-cita dapat terkabul.Â
Nafsu tidak selamanya buruk, "Nafsu Muthmainah", nafsu yang tenang dan setia, membawa manusia berbakti kepada Tuhan.
Jika nafsu ini berada pada orang kaya, dia tidak akan tamak dan rakus, tangannya akan memberikan pertolongan kepada fakir miskin dan yang membutuhkannya.Â
"Nafsu Lawwamah", nafsu yang plin plan, perkataan dan perbuatan berlainan, selalu menanam tebu di bibir, banyak orang yang terpedaya.Â
Selalu bermuka dua, menggunting dalam lipatan menohok kawan seiring, telunjuk lurus kelingkig berkait, banyak pula yang tertipu karenanya.Â
"Nafsu Amarah", nafsu serakah ingin hidup bahagia sendiri, terhadap orang lain masa bodoh.Â
Jika ada pada diri orang kaya, dia akan sombong dan congkak, nasehat tidak akan diterimanya, masuk telinga kanan keluar telinga kiri.Â
Jika nafsu ini ada dalam diri orang miskin, terjadilah perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, dan lain sebagainya. Mengamuk kesana-sini mencari rezeki dengan niat jahat dan akal yang buruk.Â
Singosari, 9 Juli 2019
@J.Barathan.