Dari mereka akan banyak hal-hal baru yang disampaikan sehingga ini akan membantu kita lebih mengenal anak autis di kelas.
Dengan memiliki informasi yang begitu kaya tentang mereka tentunya akan memberikan rasa aman bagi kita dalam menangani mereka di kelas karena sudah memahami apa yang harus dilakukan jika terjadi sesuatu yang butuh penanganan.
3. Ketika mereka melarikan diri atau menunjukkan perilaku agresif, ini adalah tanda kewalahan sistem saraf. Itu tidak disengaja atau di dalam wilayah kendali mereka. Fight-or-flight terlibat untuk mencoba mencari keselamatan.
Tidak semua anak dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya. Terkadang mereka akan bertindak secara berbeda ketika merasa tidak nyaman, terancam atau tertekan.
Begitu pula dengan siswa autis di kelas. Jadi jangan kaget jika tiba-tiba mendapati mereka lari keluar kelas dengan tiba-tiba. Itu bukan kehendaknya bertindak tidak sopan atau melanggar aturan. Mereka sedang merasakan sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman dan perlu penanganan kepadanya.
Yang harus kita lakukan adalah membujuk mereka untuk kembali ke kelas dengan cara-cara yang sesuai dengan penanganan mereka. Mintalah saran dari orang-orang sekitar bagaimana berkomunikasi kepada mereka jika hal ini terjadi.
Jangan malah membiarkan mereka berada di luar kelas untuk jangka waktu yang lama meskipun mereka juga akan membutuhkan waktu untuk kembali ke kelasnya.
4. Jika mereka tertekan, itu karena sesuatu yang berarti bagi mereka. Jangan anggap sebagai masalah kecil, karena itu masalah kecil bagi Anda.
Hal-hal kecil bagi kita adalah masalah bagi mereka. Karena kembali seperti yang telah ditulis di atas, siswa autis adalah anak-anak dengan keteraturan. Jika sesuatu yang biasanya terjadi namun tidak berlaku saat-saat tertentu, flesibilitas merupakan hal yang sulit untuk mereka lakukan.
Sulit bagi mereka untuk segera menerima dan melupakan sesuatu yang mungkin dianggap kecil bagi kita. Jadi jangan heran jika mendapati mereka tetiba menangis atau malah tantrum untuk sebab-sebab yang tidak kita ketahui dan hanya dirasakan oleh mereka.
Untuk menanganinya tentu kita harus berkoordinasi dengan orangtuanya, lembaga terapi yang menanganinya dan menanyakan secara langsung kepadanya tentang apa yang sedang terjadi meski sulit diungkapkan oleh mereka.Â