Apa yang terbesit dibenak kalian, saat mendengar rangkaian kata "pengawas ujian"?. Jawabannya beragam, tapi kurang lebih subtansinya sama. Pengawas ujian adalah seorang yang ditugaskan untuk mengawasi para siswa yang sedang mengerjakan soal-soal ujian pada bidang studi tertentu.
Pengawas memegang peranan yang krusial, sebab tanpa mereka pelaksanaan ujian sulit untuk terkondisikan, entah dari segi waktu, ketelitian maupun teknis pengerjaanya. Tentunya, yang saya maksud ujian disini ialah penilaian yang menjadi agenda rutin di sekolah seperti penilaian triwulan sebagai bahan evaluasi pembelajaran.
Noer Rohmah dalam bukunya yang berjudul "Psikologi Pendidikan" mengutarakan pendapatnya bahwa evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemajuan dan keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Sehingga, dapat dijadikan bahan evaluasi antara siswa dan guru untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
Pada tanggal 2-8 Maret 2024, saya telah menjadi pengawas ujian sekolah, tepatnya di tempat saya mengajar. Ini kali pertama saya menjadi pengawas, setelah beberapa kali menjadi siswa yang diawasi,hehe. Saya menjadi tahu, bagaimana rasanya melihat wajah-wajah tegang dan serius para siswa dalam menyelesaikan soal-soal ujian. Oh ternyata, kurang lebih saya dulu begitu. Apalagi matematika, sungguh menggemaskan. Disini pula saya banyak belajar, bahwa tugas pengawas bukan sekadar mengawasi saja, melainkan lebih dari itu.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menjadi pengawas ujian sekolah supaya dapat berjalan secara maksimal, diantaranya adalah:
1. Mengawasi para siswa untuk mengerjakan soal-soal ujian secara jujur
Umumnya, peran pengawas adalah membagikan soal, mengisikan daftar hadir dan mengkondisikan siswa untuk tetap tenang dalam mengerjakan ujian. Namun, pengawas juga harus mengendalikan mereka untuk mengerjakan secara jujur alias sendiri dan tanpa mencontek. Mereka harus menjunjung tinggi nilai kejujuran, supaya hasil ujian menggambarkan pemahaman para siswa. Sehingga, antara siswa dan guru dapat mengambil feedback.
2. Tidak membawa handphone kecuali sangat diperlukan
Umumnya, aturan sekolah memperbolehkan membawa HP ketika bertugas menjadi pengawas ujian. Hasil pengamatan saya membuktikan, sebagian pengawas akan bermain media sosial maupun mengabadikan momen tersebut dengan update story. Artinya, fokus mereka tidak sepenuhnya mengawasi para siswa. Berbeda halnya, jika tidak membawa alat komunikasi tersebut.
Ketika saya bertugas menjadi pengawas, sekolah memberikan aturan bahwa "pengawas ujian dilarang membawa HP dan harus meletakkannya di kantor". Kecuali, saat ada studi seni tari yang membutuhkan musik barulah membawa alat komunikasi. Impact yang saya rasakan adalah menjadi fokus untuk mengawasi dan mengkondisikan siswa untuk bersungguh-sungguh dalam mengerjakan.
3. Menulis nama siswa yang tidak mengikuti ujian di map
Pada umumnya, petugas pengawas ujian hanya bertugas membagikan soal, mengawasi, mengisikan daftar hadir siswa dan jurnal kegiatan. Ketika menjadi pengawas ujian, saya diarahkan untuk menuliskan nama  yang tidak mengikuti ujian di map atau wadah lembar jawaban siswa. Impact yang saya rasakan, sebagai guru yang sedang mengoreksi jawaban sangatlah terbantu. Walaupun terbilang sangat sepele, tapi guru pengampu bisa langsung mendeteksi mana saja siswa yang akan mengikuti ujian susulan.
4. Mendampingi dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan
Pengawas ujian diberikan kewenangan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. Dengan catatan hanya mengarahkan, bukan memberikan jawaban. Ketika menjadi pengawas, saya merasakan kesan tersendiri harus sabar khususnya mengawasi kelas 1-2, karena wajib membacakan soal-soal ujian. Sebab, terdapat beberapa siswa yang belum lancar membaca. Terkadang ada siswa yang membutuhkan pendampingan khusus seperti tidak bisa menulis. Sehingga, disinilah pengawas harus sigap untuk membantu mengejakan kata.
5. Meneliti jawaban yang kosong
