Bujuklah dengan lembut mereka, pandangi wajahnya dan minta mereka untuk melihat ke arah kita dari hati ke hati agar merekapun bisa merasakan kepedulian yang kita miliki.
5. Memperlakukan mereka dengan bermartabat dan hormat berarti Anda mengakui bahwa perspektif anak-anak autis bisa berbeda dengan Anda.
Senantiasa memberikan apresiasi yang baik kepada mereka di kelas sebaiknya sering dilakukan agar mereka semakin memahami dan lebih bersemangat.
Bentuk-bentuk apresiasi kepada mereka bisa dilakukan dalam hal-hal kecil namun berarti bagi mereka seperti memberikan tepuk tangan kepada mereka atau tos dan hi-5, memberi senyuman terbaik, atau pujian seperti good (bagus), good job (kerja yang bagus), hebat dan lain-lain.
Walau hal yang berhasil dilakukannya atau dicapainya terbilang kecil bagi anak regular lainnya, namun tetap hargailah mereka dan beri apresiasi terbaik.
Sebaliknya ketika mereka mengalami masalah dalam pelajaran, cobalah untuk memberinya motivasi dengan Bahasa yang sederhana agar mereka mudah dalam memahaminya.
Memperlakukan mereka dengan bermartabat dan hormat tentunya dengan harapan bahwa merekapun punya nilai dimata siapapun. Mereka terlahir bukan atas keinginan mereka, tapi karena kehendak Tuhan.
Jadi jangan bersikap diskriminatif terhadap mereka. Karena seandainya semua semua orang bisa memilih bagaimana dia dilahirkan di dunia ini, maka kemungkinan semua berharap bisa terlahir dengan baik tanpa ada kendala apapaun dalam perkembangannya menjalani kehidupan.
6. Banyak siswa dan keluarga menganut paradigma penegasan saraf. Ini berarti bahwa pendekatan behavioris tradisional yang biasa digunakan jika melakukan penilaian diri beberapa waktu lalu, sebaiknya jangan dipergunakan lagi.
Kebanyakan anak-anak dengan autis memiliki pemikiran yang kurang stabil dalam perkembangannya sehingga mereka akan sedikit sensitif dengan hal-hal yang ada disekitarnya termasuk suara-suara yang bisa memecah konsentrasinya.
Perlu dipahami bahwa autism adalah kondisi di mana seseorang mengalami kelainan pada perkembangan sistem saraf pada otaknya. Hal tersebut bisa disebabkan oleh faktor hereditas dan biasanya hal tersebut bisa dideteksi setelah anak berusia 6 bulan.