Mohon tunggu...
Noval Kurniadi
Noval Kurniadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Speaking makes words, writing makes wor(l)ds

Passion is the fashion for ur ACTION. Passion without action is NO MENTION! | Kontributor wikipedia | www.valandstories.com | Novalku@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menyelami Sejarah Lewat Pameran Lukisan Senandung Ibu Pertiwi

28 Agustus 2017   19:31 Diperbarui: 30 Agustus 2017   12:38 2771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto di depan buah lukisan yang dipamerkan (dokpri)

 Meski begitu saya percaya bahwa tiap lukisan pasti punya nilai historis dan maknanya tersendiri. Kemudian sembari membaca penjelasan singkat tentang siapa pelukis, kapan dibuatnya dan bahkan cerita singkat di balik lukisan itu, saya berimajinasi seolah-olah saya masuk ke dalam lukisan. Saya membayangkan, "Bagaimana jadinya ya jika saya berada di sana?" Saya juga membayangkan bagaimana jadinya jika saya bisa menembus dimensi waktu dan hidup pada masa Soekarno. Pasti tak terbayangkan!

Salah satu lukisan yang terpampang di pameran (dokpri)
Salah satu lukisan yang terpampang di pameran (dokpri)
Kalau kita memperhatikan dengan saksama, lukisan-lukisan di  pameran ini sebenarnya terdiri dari beberapa tema, sesuai seperti yang dijelaskan dalam buku panduan pameran Senandung Ibu Pertiwi. Di antaranya adalah:

1. Keragaman alam. Lukisan-lukisan ini menggambarkan tentang keindahan alam di Indonesia. Mulai dari pemandangan di tepi sawah, pegunungan, laut bahkan hingga harimau di dalam hutan. 

2. Dinamika keseharian. Sesuai namanya, maka lukisan-lukisa  ini bercerita tentang rutinitas yang dilakukan oleh warga Indonesia sehari-hari. Tak hanya kegiatan menggaru sawah, ada pula kegiatan menggunakan perahu di Sungai Musi, menjual ayam hingga menjual sate. 

3. Tradisi dan identitas. Pada tema ini lukisan-lukisan yang dipamerkan bercerita tentang keberagaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Kebanyakan tokoh yang dilukis adalah sosok perempuan.  Sebagian di antaranya memotret kisah wanita berkebaya. Ada pula berkisah tentang gadis Aceh, gadis Toraja dan bahkan sepasang penari dengan baju adat Kalimantan Timur.

4. Mitologi dan Religi. Kita tahu bahwa Indonesia kaya sekali dengan kepercayaan. Para pelukis pun menuangkan kekayaan ini dalam lukisan-lukisan mereka. Selain menggambarkan Gatotkaca dengan anak-anak Arjuna yakni Pergiwa dan Pergiwati, ada pula lukisan yang berkisah tentang peribadatan umat Hindu Bali dan bahkan Nyai Roro Kidul.


Oh ya ada yang menarik loh selama pameran. Ternyata pameran tidak hanya menarik minat warga Indonesia, melainkan juga orang asing untuk datang dan ikut berpetualang ke dunia Senandung Ibu Pertiwi. Selagi saya mengamati sebuah lukisan, terdengar orang berbicara dalam bahasa yang tidak saya mengerti. 

Pokoknya kebanyakan akhiran katanya berbunyi, "Eo" di telinga saya. Setelah saya memperhatikan dan mendengarkannya dengan saksama ternyata mereka orang Korea! Pada kelompok orang Korea yang berkunjung tersebut terdapat seorang wanita yang memandu mereka. Saya tak mengerti apa yang dibicarakan. Namun dari bahasa tubuhnya tampaknya ia tengah menjelaskan berbagai lukisan yang ada di pameran dan kelompok orang Korea tersebut memperhatikan penjelasannya dengan saksama.

Tak hanya orang Korea, saya juga melihat seorang bule bersama anak laki-lakinya yang masih kecil yang datang berkunjung. Saya tak tahu mereka berasal dari negara mana sebab menilai negara seorang bule susah. Terlebih rata-rata bule bisa berbahasa Inggris.

Saya tak tahu seperti apa dan bagaimana kesan-kesan pengunjung asing yang datang ke Galnas siang itu. Apakah mereka suka dengan pamerannya atau tidak, saya tidak tahu. Namun sebagai orang Indonesia, saya bangga saat ada orang asing yang minimal "ingin tahu" akan perkembangan dunia seni dan sejarah yang terjadi di Indonesia. Kalau orang asing aja peduli, bagaimana dengan kita? Ini jelas menambah kesadaran saya untuk lebih cinta dengan negara sendiri.

Usai bertemu dan memperhatikan orang asing yang datang berkunjung, saya kembali memperhatikan lukisan. Tak lupa saya abadikan satu per satu dan berfoto dengan beberapa lukisan yang ada di sana. Maklum, namanya juga blogger. Jadi jiwa narsis selalu terpanggil kalau ada acara kece seperti ini. Haha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun