Mohon tunggu...
Nita Juniarti
Nita Juniarti Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Perempuan

Penaruh mimpi di Altar-Nya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sore

5 April 2021   22:22 Diperbarui: 5 April 2021   22:25 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Setidaknya ikhtiar"

Na sudah tidak menyimak lagi pembicaraan tersebut, ia sudah gugup, sebentar lagi gilirannya.

Pengobatan itu selesai, air mata Na tidak berhenti mengalir, ia menahan sakit tanpa berteriak.

"Semoga cepat sembuh" doa Nenek yang antri setelah Na.

Di sana unik sekali, kadang menertawakan kawan yang sedang diobati dan berteriak-teriak, kadang saling mendoakan agar segera sehat. Lebih banyak saling mendoakan. Na menatap lelaki di atas kursi Roda, menyeringai, lelaki itu tersenyum. Na mengangguk lantas pamit pulang pada semua orang.

Begitu kaki menginjak rumah, deringan telepon masuk. Sebuah panggilan video.

"Apa kabarmu kekasih?" Begitu diangkat wajah Li jelas terlihat di sana, segar.

"Aku, begini saja!" Na menyeringai

"Bagiku, kau semacam tidak sakit, kau masih cantik seperti ingatanku pada awal bertemu di teluk lalong"

"Halah, alasanmu. Paling karena di depanku saja"

" Segala dosa yang kita lakukan bersama dan bahkan barangkali aku yang menjadi pemicu, aku meminta maaf, lalu memulai lembaran baru masih denganmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun