Penulis : Nisa Suci Elisia (Bahasa dan Kebudayaan Jepang)
Delegtukang, [9 Februari 2025]
Mahasiswa KKN TIM 1 Universitas Diponegoro melakukan berbagai upaya pencegahan demam berdarah di Desa Delegtukang, salah satu desa yang kini menghadapi permasalahan serius terkait perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Upaya ini dilakukan dengan mengimplementasikan dua solusi yaitu membuat alat inovatif yang diharapkan dapat mengurangi berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti.
Sebagai langkah pertama, mahasiswa KKN TIM 1 Undip membuat lubang biopori di beberapa titik strategis di desa. Pembuatan lubang biopori bertujuan untuk meningkatkan daya serap air tanah sekaligus mengurangi genangan air yang seringkali menjadi tempat berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk. Dengan adanya biopori, mereka berharap dapat mengurangi potensi genangan air di berbagai lokasi, yang selama ini menjadi salah satu sumber utama berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti.
Selain itu, mahasiswa KKN TIM 1 Undip juga membuat alat perangkap nyamuk berbahan daur ulang dari bekas botol minuman. Alat ini dilengkapi dengan sinar ultraviolet untuk menarik perhatian nyamuk dan kawat yang dialiri listrik, sehingga nyamuk yang masuk akan mati. Inovasi ini diharapkan dapat mengurangi jumlah nyamuk dewasa di sekitar pemukiman warga.
Tak hanya sekadar membuat alat, para mahasiswa juga melakukan sosialisasi kepada warga desa Delegtukang mengenai pentingnya hidup bersih dan rapi yang terinspirasi dari kebiasaan orang Jepang. Selain itu, mereka juga mengenalkan konsep rainwater harvesting atau pemanfaatan air hujan, sebagai alternatif untuk mengelola sumber daya alam secara lebih efisien dan ramah lingkungan.