Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ketika Pak Haji Lupa untuk Bersuci

10 Mei 2021   22:16 Diperbarui: 10 Mei 2021   22:20 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari sucikan hati dan materi dengan berdonasi (Ilustrasi: unsplash.com/@bayprayuda)

"Kok tidak ada uang recehan sih?" gumamnya sambil merogoh kedua kantong celananya. Seingatnya tadi dia sempat memasukkan selembar uang Rp. 1000 ke kantong celananya sebelum berangkat sholat Jum'at.

Ternyata uang seribu rupiah itu tidak ada. "Ah, besok sajalah berinfaknya," pikirnya santai karena sayang menyumbangkan selembar uang seratus ribunya.

Pak Haji Adi pun melangkah pulang ke rumahnya yang berjarak 10 menit dari masjid. Di jalan, dia melihat ada seorang pengamen sedang menyanyi lagu Ramadan di depan rumah seorang warga.

Pemilik rumah itu pun keluar dan memberikan uang ke si pengamen. Pak Haji Adi sempat memperhatikan penampilan pengamen jalanan itu yang tampak kegirangan setelah menerima uang baru saja.

"Buat apa pengamen lusuh begitu diberi uang? Masih muda lagi dia. Harusnya dia bekerja keras selain mengamen," gerutunya dalam hati. Pak Haji Adi memang tak pernah memberikan uang ke setiap pengamen yang datang ke rumahnya selama ini.

"Assalamu'alaikum," sapanya seraya membuka pagar rumah. Hati-hati diletakkannya sajadahnya di bangku teras karena dirinya ingin memasukkan sepeda lipatnya ke dalam rumah.

Bersepeda memang hobi Pak Haji Adi sejak lama. Seusai pensiun sebelum Ramadan ini, dirinya tambah semangat bersepeda.

Selama puasa, Pak Haji Adi bersepeda selama 20 menit sebelum berbuka. Dirinya bersepeda sambil mengelilingi jalan di perumahannya.

"Bu, di mana sepedanya ya?" teriak Pak Haji Adi ketika tak menemukan sepedanya. Dia ingat betul, tadi pagi sepedanya diletakkan di samping mobil dalam garasi setelah dibersihkan.

Bu Haji Ida tergopoh-gopoh keluar rumah setelah mendengar teriakan suaminya. "Lho, tadi Ayah taruh di mana?" tanyanya balik.

"Ya di garasi ini. Mau taruh di mana lagi, Bu?!" jawabnya ketus. Senter HP pun berulangkali disorotkannya ke setiap sudut garasi untuk mencari sepedanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun