Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung

Belajar 31.03.24

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Walimatus Safar Haji, Momentum untuk Berterima Kasih dan Berpamitan

7 Mei 2024   07:24 Diperbarui: 12 Mei 2024   14:53 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Ceramah dan doa pada Walimatus Safar Haji, warga di Desa Margaasih, Cicalengka, Kab. Bandung, Ahad, (5/5/2024). (Dokumentasi Pribadi)

Tidak terasa saat ini sudah berada pada akhir bulan Syawal 1445 Hijriah yakni tanggal 28 Syawal dan bertepatan dengan tanggal 7 Mei 2024. Berarti dua hari lagi kita akan memasuki bulan ke 11 dalam kalender Hijriah yaitu Dzulqadah.

Setelah bulan Dzulqadah, maka kita akan bertemu bulan ke 12 yakni Dzulhijjah. Di bulan Dzulhijjah inilah waktunya puncak seluruh umat Islam di seluruh dunia untuk berhaji.

Untuk kloter (kelompok terbang) pertama jamaah haji Indonesia akan diterbangkan mulai hari Ahad esok (12/5/2024) sesuai edaran dari Kementerian Agama Republik Indonesia.

Jemaah haji Indonesia dikenal sebagai jemaah terbesar dari seluruh dunia. Menurut catatan bagian haji Kemenag RI kuota haji Indonesia tahun 2024 mencapai 241.000 orang, terdiri atas 213.320 jamaah dan 27.680 jamaah haji khusus.

Ada yang menarik perihal jemaah haji Indonesia yakni sebelum dan sesudah berangkat menunaikan ibadah haji umumnya melaksanakan tradisi yang disebut walimatus safar.

Walimatus safar sendiri mengandung arti walimah berarti pesta (hajatan) dan safar berarti perjalanan, maka jika diartikan walimatus safar adalah hajatan saat melakukan perjalanan. Dalam hal ini adalah acara untuk melakukan perjalanan/safar haji ke Baitullah.

Hukum walimatus safar adalah sunnah alias tidak wajib. Artinya kegiatan ini baik jika dilaksanakan asal sesuai kemampaun dan tidak keluar dari ketentuaan syariat Islam, salah satunya dengan niat iklhlas karena Allah dan tidak dilaksanakan dengan berlebihan dan hura-hura.

Keterangan penguat tentang walimatus safar bisa dilihat dari Hadits Imam Bukhari dari sahabat Ibnu Abbas ra. yang mengatakan, "Ketika Nabi Saw., tiba di Makkah, Beliau disambut oleh anak-anak kecil Suku Bani Abdul Muthalib lalu Beliau menggendong salah satu dari mereka di depan dan yang lainnya dibelakang".

Kemudian berdasar Hadits Imam Bukhari lainnya dari sahabat Jabir ra, disampaikan, "Bahwasannya Rasulullah Saw., ketika sampai di Madinah dari perjalanannya, beliau menyembelih kambing atau sapi."

Melihat dan berdasar Hadits tersebut bahwa tradisi walimatus safar haji adalah hal yang baik untuk menghadirkan dan memanjatkan rasa syukur (berterima kasih) kepada Allah Swt, Dzat yang Maha Kaya dan Segalanya.

Walimatus Safar Momentum untuk Berterima Kasih (Bersyukur)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun