Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kepergian Nadia

21 Agustus 2022   16:06 Diperbarui: 21 Agustus 2022   18:34 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi By Canva

Namun kondisi Nadia semakin memburuk. Jamur sudah merambat ke bagian mulut bagian dalam padahal baru lima hari ada di rumah. Nadia menangis terus menerus karena pasti mulutnya terasa perih.

Akhirnya kami membawa Nadia ke rumah sakit. Nadia harus dirawat inap agar proses pengobatannya terawasi. Rasanya sedih dan sakit di hati ini melihat bayi mungilku harus tidur di dalam inkubator dengan selang di bagian hidung dan dadanya.

Rasa sakit paska operasi caesar tidaklah seberapa dibandingkan rasa sakit dan pedih melihat kondisi Nadia. Bayi mungil yang masih berusia 12 hari harus dipasangi alat-alat kesehatan dan selang infus.

Siang itu, setelah hari 5 Nadia menjalani perawatan, kami dipanggil oleh dokter Ichsan, dokter anak yang menangani Nadia, ke ruangannya. Dengan perasaan cemas aku dan suamiku masuk ke ruangan doter Ichsan.

"Silakan duduk, Pak, Bu," ujar dokter Ichsan mempersilakan kami duduk di kursi yang ada di depannya. Selanjutnya kami menunggu apa yang akan disampaikan oleh dokter Ichsan.

"Begini, Pak, Ibu, saya harus menyampaikan kondisi Nadia. Kami sedang berusaha untuk memberikan pengobatan sebaik mungkin untuk Nadia. Tim dokter sudah berusaha sebaik-baiknya agar kondisi Nadia membaik. Namun mohon maaf, Bapak dan Ibu harus bersiap jika kondisi Nadia tidak ada perubahan atau justru semakin memburuk." 

Dokter Ichsan sangat berhati-hati menyampaikan berita itu kepada kami. Dia memandangku dengan agak cemas.

"Sebenarnya Nadia sakit apa, Dok?" Mas Danu memandang dokter Ichsan dan mengharapkan penjelasan/

"Begini, Pak, Ibu saya akan menjelaskan apa yang diderita oleh Nadia. Selama di dalam perut ibu, bayi dilindungi oleh air ketuban. Itu sebabnya, jika setelah air ketuban ibu pecah tapi bayi tidak kunjung keluar, maka akan membuat bayi rentan terkena infeksi dalam kandungan. 

Tidak ada lagi yang dapat melindungi bayi dari paparan lingkungan luar, sehingga kuman penyebab infeksi akan mudah masuk. Selain ada infeksi bakteri di saluran pencernaan Nadia, ternyata ada cairan dalam paru-parunya. Hal ini yang menambah kondisi Nadia semakin memburuk."

Penjelasan dokter Ichsan membuat lemas seluruh tubuhku. Kepalaku terasa diputar dengan kecepatan yang sangat tinggi. Kemudian aku tak ingat apa-apa lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun