Mohon tunggu...
Rosul Jaya Raya
Rosul Jaya Raya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan

Membaca adalah bagian dari hidup saya, terutama karya-karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menangislah atas Kepergian Bulan Ramadhan Tetapi...

5 April 2024   08:04 Diperbarui: 5 April 2024   17:59 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.freepik.com

Seakan waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa tak lama lagi Ramadhan akan meninggalkan kita semua. Bulan yang suci, bulan yang di dalamnya segala doa dikabulkan, sedekah pasti diterima, pahala amal perbuatan dilipat gandakan, dan penyiksaan sementara dihapuskan. 

Hari ini, Jum'at 4 April 2024, tepat memasuki hari puasa yang ke 25. Apakah kita sudah puas dengan amal ibadah yang sudah dikerjakan selama bulan Ramadhan tahun ini? Apakah ada peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya? 

Sementara saya pribadi tidak merasa puas dengan ibadah di bulan Ramadhan ini. Lalu sama saja dengan yang sudah berlalu, ibadah saya tetap tidak berubah, selalu sama polanya dari tahun ke tahun, yakni: tidak ada peningkatan yang signifikan. 

Pada saatnya nanti, ketika bulan Ramadhan telah berakhir, seluruh makhluk di alam semesta termasuk para malaikat akan menangis. Sebab kepergian bulan Ramadhan---dari hadis Jabir radhiyallahu'anhu---adalah bencana bagi umat Nabi Muhammad SAW. 

Kelalaian saya yang tidak memaksimalkan bulan Ramadhan dengan baik, memang harus disesali, namun keadaan yang sudah berlalu tidak bisa dirubah. Saya tidak bisa memutar waktu, berbalik ke 25 hari yang lalu. Mustahil. 

Al-Qur'an menguraikan tabiat waktu ialah sesuatu yang cepat berlalu, tidak akan bisa dikembalikan, dan suatu aset berharga. 

Karena waktu adalah aset berharga, maka selayaknya saya memanfaatkannya. Namun yang terjadi sebaliknya, saya justru melalaikannya. Ujungnya hanya akan menerbitkan penyesalan. 

Menangislah atas kepergian bulan Ramadhan karena belum tentu umur kita sampai pada Ramadhan di tahun mendatang. Ibnu Rajab Al-Hambali berkata: "Bagaimana bisa seorang mukmin tidak menetes air mata tatkala berpisah dengan Ramadhan, sedangkan ia tidak tahu apakah ada sisa umurnya untuk berjumpa lagi." 

Ibnu Rajab Al-Hambali berkata: "Bagaimana bisa seorang mukmin tidak menetes air mata tatkala berpisah dengan Ramadhan, sedangkan ia tidak tahu apakah ada sisa umurnya untuk berjumpa lagi."

Tetapi kita bisa berdoa. Berdoa dan berharap dengan sungguh-sungguh agar dipertemukan oleh Allah pada bulan Ramadhan mendatang. Bukankah Allah sudah berjanji: "Berdoalah kalian kepadaku, niscaya akan kukabulkan untuk kalian (QS Ghafir: 60)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun