Kasus Etika dan Tata Kelola dalam Penyalahgunaan Data Pengguna oleh Tokopedia

Pemerintah harus memperkuat pengawasan terhadap penyelenggara sistem elektronik, serta memastikan adanya sanksi yang jelas bagi pelanggar. Selain itu, edukasi publik tentang pentingnya privasi digital juga harus terus dilakukan agar masyarakat semakin memahami dan mampu melindungi diri dari risiko kebocoran data.

Kasus Tokopedia adalah cermin bagi seluruh pelaku bisnis dan masyarakat bahwa di era digital, kepercayaan adalah aset paling berharga. Melalui kasus ini kita belajar bahwa:

• Perusahaan harus menjadikan keamanan data sebagai prioritas utama, bukan sekadar kewajiban formal, melainkan bagian dari budaya dan nilai bisnis mereka.
• Pengguna harus aktif dan kritis dalam mengelola data pribadinya, jangan mudah menyerahkan data tanpa pertimbangan.
• Pemerintah harus hadir sebagai pelindung dan pengawas yang tegas, memastikan aturan dijalankan dan hak masyarakat terlindungi.

Pavone dan Esposito (2022) menyatakan bahwa etika digital lebih dari sekadar teknologi, ini adalah tentang membangun hubungan saling percaya dan tanggung jawab di dunia maya, agar bisnis dapat tumbuh berkelanjutan dan masyarakat terlindungi.

Kebocoran data bukan hanya merusak nama baik perusahaan, tapi juga memecah kepercayaan kita sebagai pengguna. Jika kepercayaan retak, ekosistem digital yang seharusnya jadi ruang aman dan nyaman bagi kita semua justru berubah menjadi sumber kekhawatiran.

Mari kita jadikan kejadian ini sebagai refleksi untuk berubah. Menjaga data pribadi bukan hanya tugas perusahaan, tapi tanggung jawab bersama. Dengan kolaborasi yang kuat antara perusahaan, pengguna, dan pemerintah, kita bisa menciptakan dunia digital yang lebih aman, transparan, dan beretika.

*****

 Penulis : Niendy Listiyawati - Mahasiswa Magister Manajemen Konsentrasi ESG-Sustainability, Universitas Sanata Dharma