Dalam pandangan ini, akuntansi adalah bahasa kehidupan (Sprache des Lebens). Ia berbicara bukan dengan kata, tetapi dengan angka. Ia bukan hanya alat administrasi, melainkan wujud dari kesadaran moral manusia yang ingin hidup teratur, transparan, dan bertanggung jawab.
Ontologi Hermeneutik: Dunia Hidup (Lebenswelt)
Bagi Dilthey, realitas manusia bukanlah sesuatu yang berdiri di luar diri manusia, tetapi dunia yang dihayati dunia pengalaman, perasaan, dan makna. Dunia ini disebutnya Lebenswelt (dunia hidup).
Dalam dunia hidup, akuntansi hadir bukan sebagai alat eksternal, melainkan bagian dari pengalaman eksistensial manusia ekonomi. Laporan keuangan, bagi seorang akuntan, bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi juga ritual sosial: bentuk komunikasi antara individu, organisasi, dan masyarakat.
Dengan demikian, ontologi akuntansi hermeneutik adalah ontologi kehidupan. Akuntansi tidak dapat dipahami sebagai benda mati, melainkan sebagai aktivitas hidup yang mengekspresikan nilai dan kesadaran manusia.
WHY - Mengapa Hermeneutika Penting bagi Akuntansi?
Krisis Positivisme dalam Akuntansi Modern
Paradigma dominan akuntansi modern bersumber dari positivisme sebuah cara berpikir yang menekankan pengukuran, prediksi, dan objektivitas. Positivisme berasumsi bahwa kebenaran hanya dapat diperoleh melalui data empiris dan hubungan sebab-akibat. Dalam paradigma ini, akuntansi diperlakukan seperti ilmu alam sosial: mengukur perilaku ekonomi, menguji hipotesis, mencari korelasi statistik.
Namun pendekatan itu, meski bermanfaat, menyisakan kekosongan filosofis. Ia mengabaikan makna. Akuntansi menjadi terlalu mekanis, kehilangan sentuhan moral dan sosialnya. Kebenaran diukur dari konsistensi angka, bukan dari kejujuran di balik angka. Padahal krisis keuangan, manipulasi laporan, dan korupsi justru berakar pada hilangnya kesadaran nilai dan tanggung jawab.
Dilthey menolak pandangan seperti ini. Bagi dia, manusia tidak dapat dipahami sebagai objek luar. Setiap tindakan ekonomi harus dimengerti dalam konteks historis dan moral. Maka, pendekatan hermeneutik menawarkan jalan penyembuhan bagi akuntansi yang kehilangan kemanusiaannya.
Dualitas Erklren dan Verstehen dalam Akuntansi