Mohon tunggu...
Nidiyah Aini
Nidiyah Aini Mohon Tunggu... MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA I PRODI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS I NIM 43223010002

Mata kuliah: Teori Akuntansi. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito S.E.,AK.,M.SI., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey

11 Oktober 2025   18:26 Diperbarui: 11 Oktober 2025   18:26 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam pandangan ini, akuntansi adalah bahasa kehidupan (Sprache des Lebens). Ia berbicara bukan dengan kata, tetapi dengan angka. Ia bukan hanya alat administrasi, melainkan wujud dari kesadaran moral manusia yang ingin hidup teratur, transparan, dan bertanggung jawab.

Ontologi Hermeneutik: Dunia Hidup (Lebenswelt)

Bagi Dilthey, realitas manusia bukanlah sesuatu yang berdiri di luar diri manusia, tetapi dunia yang dihayati dunia pengalaman, perasaan, dan makna. Dunia ini disebutnya Lebenswelt (dunia hidup).

Dalam dunia hidup, akuntansi hadir bukan sebagai alat eksternal, melainkan bagian dari pengalaman eksistensial manusia ekonomi. Laporan keuangan, bagi seorang akuntan, bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi juga ritual sosial: bentuk komunikasi antara individu, organisasi, dan masyarakat.

Dengan demikian, ontologi akuntansi hermeneutik adalah ontologi kehidupan. Akuntansi tidak dapat dipahami sebagai benda mati, melainkan sebagai aktivitas hidup yang mengekspresikan nilai dan kesadaran manusia.

WHY - Mengapa Hermeneutika Penting bagi Akuntansi?

Krisis Positivisme dalam Akuntansi Modern

Paradigma dominan akuntansi modern bersumber dari positivisme sebuah cara berpikir yang menekankan pengukuran, prediksi, dan objektivitas. Positivisme berasumsi bahwa kebenaran hanya dapat diperoleh melalui data empiris dan hubungan sebab-akibat. Dalam paradigma ini, akuntansi diperlakukan seperti ilmu alam sosial: mengukur perilaku ekonomi, menguji hipotesis, mencari korelasi statistik.

Namun pendekatan itu, meski bermanfaat, menyisakan kekosongan filosofis. Ia mengabaikan makna. Akuntansi menjadi terlalu mekanis, kehilangan sentuhan moral dan sosialnya. Kebenaran diukur dari konsistensi angka, bukan dari kejujuran di balik angka. Padahal krisis keuangan, manipulasi laporan, dan korupsi justru berakar pada hilangnya kesadaran nilai dan tanggung jawab.

Dilthey menolak pandangan seperti ini. Bagi dia, manusia tidak dapat dipahami sebagai objek luar. Setiap tindakan ekonomi harus dimengerti dalam konteks historis dan moral. Maka, pendekatan hermeneutik menawarkan jalan penyembuhan bagi akuntansi yang kehilangan kemanusiaannya.

Dualitas Erklren dan Verstehen dalam Akuntansi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun