Mohon tunggu...
Nia Riski
Nia Riski Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Hanya seorang penulis amatiran yang suka berkhayal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kesedihanku

10 Juni 2023   09:38 Diperbarui: 10 Juni 2023   10:13 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di dalam keheningan malam yang sunyi, Aku merenung dalam kesedihan yang tak terucap. Hati ini seperti terjepit dalam kegelapan, Menangis dalam sunyi, terpuruk dalam kepayahan.

Kenangan datang menghantui setiap sudut jiwa, Membakar hati yang rapuh dalam lara yang terpendam. Seperti air mata yang mengalir deras, Aku terjebak dalam kepedihan yang tak bisa ku ungkap.

Kehilangan yang terasa begitu dalam, Seperti pisau yang menusuk perlahan di dalam dada. Hanya ada kesedihan dan kerinduan yang tersisa, Saat kau pergi, membawa bahagia yang tak kembali.

Hidup ini seakan berputar dalam lingkaran, Ku terjebak dalam perasaan yang tak bermakna. Aku berharap ada sinar terang di ujung jalan, Namun hanya gelap yang kembali menjemputku.

Bunga-bunga yang dulu bersemi indah, Kini layu dan mati dalam angan yang hampa. Kata-kata yang dulu penuh dengan cinta, Kini terkubur dalam luka yang mendalam.

Aku mencoba menguatkan diri, Namun hati ini terlalu lemah untuk melawan. Aku berharap ada keajaiban yang mengubah segalanya, Namun kenyataannya, aku hanya sendiri dalam kesedihan yang merana.

Dalam sunyi, aku mencurahkan isi hati, Dalam puisi sedih ini, ku ungkapkan rasa pilu. Semoga ada pelipur lara yang menyapa, Dan kesedihan ini pun akan perlahan terhempas jauh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun