Langit buana berganti hitam menyeluruh
Dirgantara yang tersebar pun kian digayuh
Secercah arunika masuk melewati gerbang subuh
Kupandangi seluruh penampakan luka panjang yang kini telah dibasuh
Seakan-akan iblis pun telah menjauh
Wajah ceria dikala daksa merapah
akan terabadikan melalui segenap kisah
Gerombolan yuwana yang menolak gelisah
Segenap jiwa yang tidak dilanda resah
menjadi arti bahwa terdapat peluang cerah
menandakan sewindu takdir akan menjadi indah
Gejolak angin mulai merintih
Mendorong dedaunan jatuh yang rawan untuk melirih
Seutas tali pun terputus akan gigih
Seakan-akan cahaya dunia sedang tertagih
Kepadamu, perjuanganku akan ku latih
Oh Nirwana, mengapa diri ini sangat angkuh
Sifat pitarah yang melaung tidak lagi diasuh
Nuraga pun kini telah lenyap merapuh
Sekarang tak ada lagi tempat berteduh
Dimanakah tempat untuk kita berlabuh?
Batin dan raga kian terjaga cukup lelah
Ayar yang diturunkan mata kepada alas yang tidak bersalah
membuktikan kepada manusia bahwa mereka lemah
tidak lain tidak bukan karena serapah terbuat dari tanah
teruntuk doa-doa yang belum diijabah
diinginkan Allah agar lebih sabar dan tabah
diuji supaya keimananmu kian berjumlah
agar seluruh pujaan hati dapat dipermudah
Maka dengan itu, engkau takkan mungkin kalah
Sebab Ia selalu ada dikala kau bergundah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI