Mohon tunggu...
Najib Fachruddin Thoha
Najib Fachruddin Thoha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Paradoks Etnik Pujangga

Menulis buku Kumpulan Puisi Masa Transisi, Sajak Luka Kehidupan (antologi), Solusi Pembelajaran Online (antologi), Hilang & Kenang (antologi). Mahasiswa Sekolah Tinggi Islam Blambangan. Mengelola blog pribadi rudinperfect.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Puing Reruntuhan Kramat Tunggak

3 Mei 2021   05:53 Diperbarui: 3 Mei 2021   08:00 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut keterangan saksi yang ada kejadian itu bermula ketika Toyota Camry B 1185 TOD, menabrak sebuah mobil Mercy B 811 QQ di Jalan Raya Jonggol. Karena diduga ingin melarikan diri, mobil itu melanjutkan perjalanan dan menabrak Pak Supardi dan 3 pengendara motor lainnya. 

Akhirnya mobil itu tersangkut di trotoar dan menabrak pagar Masjid Agung Nurul Taqwa hinga tidak bisa lagi bergerak. 

Kasus tersebut menyebabkan 13 orag yang sebagian besar merupakan pengendara motor mengalami luka. Sedang Pak Supardi yang merupakan salah seorang dari 13 orang itu harus menghembuskan napas terkahirnya di ambulan saat sedang dilarikan ke rumah sakit terdekat. 

Sejak kejadian naas itu, Fani kakanya tidak lagi melanjutkan sekolahnya. Dia lebih memilih berkerja serabutan membantu meringankan beban ibunya. Sedang Fina terus melanjutkan pendidikannya dengan semua uang tabungan ayahnya semasa masih hidup. Secara tidak langsung kematian Bapaknya lah yang membawanya hidup di Ibu Kota lengkap dengan semua titk gelap yang dialaminya sekarang. Jelas tampa sepengetahuan Ibu dan Kakaknya di kampung sana.

***

Mimpi itu sama sekali tidak diinginkan Fina. Terlelap dalam mimpi membuatnya bangun kesiangan. Ia bergegas mandi lantas berangkat menuju sekolahannya. Berharap agar gerbang sekolahannya belum ditutup oleh Mang Udin.

Fina ngebut. Motornya itu dibeli setelah satu minggu pertama dia menjalani provesinya sebagai kupu-kupu malam. Sepagi itu Koja sudah sangat ramai. Jalan raya penuh sesak dengan kesibukannya. Ada yang berangkat kerja lah, pegi ke pasar lah, atau beberapa pelajar yang turut bangun kesiangan. Macet.

"Mang bukak dong gerbangnya, pliss." Fina sudah terlambat ketika dia sampai.

"Wah gak bisa neng Fina, Mang Udin udah beberapa kali ditegur sama Bapak Kepala Sekolah gara-gara sering bukaiin gerbang kalau ada yang terlambat. Maaf ya neng."

"Gak bisa diajak kompromi nih Mang Udin." Dengus Fina dalam hati.

Apa boleh buat. Gerbang sudah ditutup. Mang Udin juga engan membukakan gerbang takut kenak marah Kepala Sekolah. Fina melaju motornya mencari tempat nongkrong. Aurel Kopi menjadi tempatnya melarikan diri. Fina kerap kali nongkrong disitu setiap dia bangung kesiangan dan tidak diizinkan masuk oleh Mang Udin. Dia juga sudah akrab dengan penjaga cafe disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun