Di era digital saat ini, banyak orang tua dengan mudah membagikan momen kehidupan anak-anak mereka di media sosial---sebuah fenomena yang dikenal sebagai sharenting (sharing + parenting). Namun, tanpa disadari, tindakan ini dapat membawa dampak negatif, salah satunya adalah risiko penyakit 'ain.
Lebih dari 1.400 tahun lalu, Rasulullah SAW telah memperingatkan bahaya dari pandangan mata yang disertai iri atau kekaguman berlebihan, yang bisa membawa dampak buruk terhadap seseorang. Konsep ini kini semakin relevan di tengah tren digital yang mendorong orang untuk sering membagikan kehidupan pribadinya secara terbuka.
Apa Itu Penyakit 'Ain?
Penyakit 'ain merupakan gangguan yang timbul akibat pandangan mata seseorang yang disertai rasa hasad (dengki) atau takjub berlebihan. Pandangan ini diyakini dapat membawa energi negatif yang berpengaruh pada fisik, mental, atau kehidupan seseorang, bahkan dalam beberapa kasus bisa berujung pada kematian.
Dalam fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah disebutkan:
"Ain berasal dari kata 'aana - ya'iinu yang artinya terkena sesuatu hal dari mata. Asalnya dari kekaguman seseorang terhadap sesuatu, lalu diikuti oleh respons jiwa yang negatif, kemudian jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racunnya kepada yang dipandang." (Fatwa Al Lajnah Ad Daimah, 1/271).
Penyakit ini tidak dapat dijelaskan secara medis, tetapi diyakini memiliki dampak nyata yang bisa menyebabkan gangguan fisik, kehilangan, atau bahkan kematian.
Dampak dan Gejala Penyakit 'Ain
Orang yang terkena penyakit 'ain dapat mengalami berbagai gangguan, seperti:
Gangguan fisik: sakit kepala berpindah-pindah, wajah pucat, tubuh lemas, sering berkeringat, susah tidur.