Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Penggiat Budaya | Pekerja Sosial | Fasilitator Pendidikan | Eks Pengawas Pemilu

KOMPASIANA AWARD - 2019: Most Viewed Content lebih dari 400.000 Pageviews - 2021: Nomine Best in Citizen Journalism - 2022: Nomine Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Adu Kuat Narasi Perang, Rusia vs Ukraina

5 Maret 2022   07:03 Diperbarui: 5 Maret 2022   07:05 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat berpidato pada Minggu (27/2/2022). (IAN BATESON/WELT melalui TWITTER). Kompas.com

Adu kuat Ukraina melawan invasi Rusia menarik untuk disimak. Dari sisi jumlah pasukan dan persenjataan, Ukraina jelas kalah dari Rusia. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi, pasukan Ukraina melakukan perlawanan yang cukup alot, bahkan Rusia disebut sedang dalam bayang-bayang kekalahan.

Rusia vs Ukraina sedang adu kuat. Rusia ingin membuktikan diri sebagai salah satu negara adidaya, sementara Ukraina ingin membuktikan diri sebagai salah satu negara berdaulat. Maka segala bentuk taktik perang akan dikeluarkan oleh masing-masing pihak demi apa yang mereka inginkan.

Salah satu taktik paling menarik selama invasi ini terjadi adalah 'narasi perang'. Narasi perang adalah cerita atau deskripsi kejadian-kejadian yang terjadi selama perang terjadi. Dalam konteks ini, deskripsi atau cerita tentang peristiwa yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina.

Narasi perang ini adalah desain taktik untuk mendukung propaganda yang dikembangkan selama invasi. Freddy Wantania dalam artikelnya, Narasi Strategi Perang Lewat Medsos, Waspada mengatakan bahwa narasi perang bersifat strategis karena ia dirancang atau dipelihara dengan niat untuk menyusun respon pihak lain terhadap peristiwa yang sedang berkembang.

Dulu, operasi propaganda media hanya muncul demi mendukung operasi militer di lapangan. Namun yang terjadi pada invasi Rusia ke Ukraina saat ini adalah operasi militer di lapangan sengaja diciptakan demi mendukung operasi propaganda melalui media.

Dalam konteks ini, pihak penyerang (Rusia) mengembangkan narasi perang untuk membuat rakyat Ukraina marah dan kemudian menuntut atau bahkan berupaya untuk menggulingkan pemerintahnya saat ini. Juga membuat negara lain turut mendukung invasi yang sedang dilakukan.

Sementara Ukraina tidak tinggal diam. Mereka memahami dengan baik bahwa narasi di media selama perang menentukan nasib pemerintahnya. Karena itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy memimpin narasi perang Ukraina.

Menarik, terdapat dua narasi perang yang sedang dikembangkan Rusia dan Ukraina.

Pertama, Narasi untuk Mengobarkan Semangat Masyarakat

Dilansir dari Tribunnews.com, pembaruan terbaru dari Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan bahwa sekitar 9.000 personel Rusia telah tewas atau termasuk 217 tank, 90 sistem artileri, 31 helikopter dan 30 pesawat atau pesawat lain dihancurkan.

Sementara Rusia merilis bahwa sebanyak 498 tentara Rusia tewas dan hampir 1.600 terluka. Sedangkan tentara Rusia telah membunuh 2.870 tentara Ukraina dan para pembelanya.

Rusia mengklaim telah merebut kota Kherson di selatan yang strategis dan penting di Laut Hitam sementara klaim tersebut ditepis oleh Intelijen AS dan pejabat Ukraina.

Narasi dari Rusia yang telah membunuh ribuan tentara Ukraina dan para pembelanya untuk mendukung propaganda yang dibangun. Ini bertujuan untuk menekan masyarakat Ukraina secara psikologis bahwa banyak korban jiwa dari pihak Ukraina membuktikan bahwa Presiden Ukraina gagal memimpin perang bertahan sehingga kemungkinan untuk menggulingkan pemerintahannya sangat terbuka.

Sementara Narasi dari Ukraina kurang lebih memiliki tujuan yang sama. Ukraina dengan narasi perang yang cukup bagus dari panglima tertinggi mereka, Volodymyr Zelenskiy bertujuan untuk tetap mengobarkan semangat masyarakat Ukraina dan juga menekan penduduk Rusia untuk tidak berhenti memprotes Presiden Rusia, Vladimir Putin yang membuat resiko besar untuk negaranya sendiri.

Akan tetapi, Vladimir Putin merespon narasi Ukraina dengan berjanji memberikan pesangon kepada keluarga korban perang untuk menepis narasi bahwa Putin memaksa militernya untuk mati secara cuma-cuma tanpa tujuan yang jelas.

Kedua, Meraup Dukungan dari Negara Lain

Zelenskiy selama narasinya membangun simpati yang luar biasa. Ia mengecam tindakan Rusia sebagai pelanggaran perang yang melanggar perjanjian perdamaian. Selain itu, ia bergabung dengan Uni Eropa di saat Rusia sedang melakukan invasi.

Rusia tidak tinggal diam dan melakukan hal yang sama. Misalnya klaim yang mengatakan bahwa Ukraina menyandera siswa India di Kharkiv padahal kenyataannya tidak demikian, bahkan New Delhi sudah menepis pernyataan tersebut.

***

Melihat narasi kedua yang dibangun untuk mendukung propaganda, posisi Ukraina lebih kuat daripada Rusia, apalagi Zelenskiy memimpin secara langsung narattive war (narasi perang) di sana. 

Belum lagi, figur-figur publik Ukraina pun angkat bicara soal perdamaian di Ukraina seperti Miss Universe Ukraina dan mantan bintang sepakbola, Andre Shevchenko.

Akan tetapi, jika Rusia terus menggempur Ukraina dengan kekuatan ekstra mama bukan tidak mungkin Rusia membangun narasi perang yang lebih menakutkan.

Salam!!!
Bacaan terkait: satu; dua; tiga; empat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun