Aku mengangguk-angguk maklum.
"Oh, iya,Bu. Kalau SD 5, yang ini gerbangnya!" kutunjukkan gerbang di belakang sekolah kami. SD 7 dan SD 5 memang berdekatan, satu di depan dan yang satu lagi di belakang. Mungkin saking paniknya, Ibu itu tak melihat papan data sekolah.
Ibu itu tampak terkejut.
"Oh, yang itu, ya?" serunya, sambil berdiri.
"Maaf, salah alamat, Bu. Permisi!" katanya lagi sambil buru-buru keluar.
Kuanggukkan kepala.
"Ya, gak apa-apa, Bu. Semoga anak Ibu diterima di SMP sesuai yang diinginkan!"
Kutatap kepergiannya, dalam hati aku merasa miris. Seorang ibu baru melangkahkan kaki ke sekolah anaknya, saat anak itu sudah lulus.