1. Pastikan nomor trayek angkutan umum. Jangan naik jika nomor trayek tidak familiar atau tidak kita kenal atau bukan trayek dengan rute yang kita lewati. Terlebih jika sendiri, tidak ada yang menemani.
Jika salah naik, kita akan kebingungan. Dan, ini bisa dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan.
2. Pilih angkutan umum yang tepat. Maksudnya, pilih angkot yang kacanya bening dan tidak gelap. Dengan kondisi angkot yang seperti ini setidaknya lebih aman karena bagian dalam angkot bisa terlihat dari luar.
Jadi, kalau ada apa-apa orang di sekitar kita bisa mengetahui apa yang terjadi pada diri kita dan bisa segera menolong kita atau meminta bantuan petugas kepolisian.
3. Tidak tidur di angkutan umum. Saya sebenarnya mengantuk, tapi karena sudah terbiasa bangun sebelum adzan subuh, jadi mata saya tetap melek. Ada untungnya juga, jadi saya bisa awas dan siaga dengan keadaan, yang  bisa saja tiba-tiba ada yang melakukan kejahatan atau keadaan genting lainnya.
4. Tidak terlalu menarik perhatian. Sebisa mungkin saya tidak "bermain" hp. Tidak menerima panggilan, menjawab pesan, atau main game, kecuali sudah dipastikan kondisi aman. Â
Belajar dari pengalaman, melakukan aktifitas di hp di dalam suasana sepi dan temaram, ternyata bisa menjadi perhatian dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
5. Memperhatikan keadaan sekitar. Jika melihat gerak gerik yang mencurigakan, sebaiknya turun di tempat agak ramai meski itu bukan tujuan akhir kita. Atau pindah duduk ke depan.
Jangan sampai kita tidak memperhatikan orang-orang yang berada di sekitar kita karena "sibuk" dengan ponsel atau mendengarkan musik pada headset.
Perhatikan pula ciri yang bisa diingat oleh kita saat berada di angkot. Entah itu berupa tulisan, kondisi jok, wajah supir, dan lain-lain yang bisa memudahkan pihak kepolisian untuk melacak jika terjadi sesuatu tindak kejahatan.
6. Siapkan uang pas untuk membayar ongkos angkot. Kalau saya terbiasa menyiapkan uang pas yang saya pegang atau saya taruh di kantong tas bagian luar.Â