Dalam webinar bertajuk "Efisiensi Logistik Berbasis Teknologi Informasi", Jumat (11/12/2020) yang saya ikuti, hingga sekarang, tercatat sudah ada lebih dari 5000 perusahaan yang memanfaatkan teknologi ini.Â
Tak hanya itu. Disertai pula dengan kemudahan pengurusan dokumen ekspor-impor secara elektronik. "Ini adalah digital marketplace untuk logistik. Tujuannya untuk menekan biaya logistik yang lebih murah dibanding dengan sebelumnya," katanya.
Ada tiga fitur utama dalam Logol, yaitu pemesanan truk, layanan kargo kapal untuk kebutuhan ekspor dan impor, serta sebagai Software As Service (SAAS).
"Semua proses ini dapat dilakukan hanya dari ujung jari atau at your fingertips. Truk bisa dipesan dan mereka tidak perlu ngetem fisik di satu tempat, akan ada efisiensi," ujarnya.
Jadi, pemesanan atau delivery order dan persetujuan pengeluaran peti kemas dilakukan online, sehingga dokumen tidak perlu jalan fisik. Pengguna jasa tinggal menyebutkan spesifik kontainer atau truk yang dibutuhkan, dan Logol akan menghubungkan dengan mitranya.
Seperti halnya dengan perusahaan pemesanan transportasi online (Gojek dan Grab) pada umumnya, Logol juga memiliki berbagai mitra logistik terpercaya untuk memberikan layanan pemesanan truk dan kargo kapal kepada pelanggannya. Dengan bergabung di marketplace Logol, pemilik armada truk bisa melakukan efisiensi hingga 50 persen dari modal kerja.
PT Logol saat ini sudah terkoneksi dengan tiga pelabuhan utama di Jakarta yakni New Priok Container Terminal One (NPCT1), TPK (Terminal Peti Kemas) Koja, dan Jakarta International Container Terminal (JICT) dalam melayani proses ekspor/impor barang secara digital khusus dalam pengurusan dokumen.
Totok Purwanto, Marketing Manager KSO TPK (Terminal Peti Kemas) Koja, yang juga menjadi narasumber webinar mengatakan, kehadiran marketplace seperti Logol, memudahkan pencapaian perusahaan menuju Smart Terminal pada 2024.Â
Bersama Logol, TPK Koja berhasil mengembangkan Digital Gate Pass. Ini adalah pengembangan lebih lanjut dari dokumen layanan berupa QR Code eTicket. Jadi, dengan layanan ini pengguna jasa tidak perlu lagi mencetak kartu pas seperti sebelumnya.Â
"Sekarang beralih dalam bentuk digital yang dapat diakses melalui perangkat komunikasi seperti smartphone dengan menggunakan aplikasi mobile berbasis Android," terangnya.